Mitos tentang orang kulit putih
Desa Ciburuy di Jawa Barat. (Phil Hemingway / ABC News)
Karena desanya relatif terisolasi, kemungkinan penduduk di Ciburuy lebih "utuh secara genetis" daripada desa lainnya yang banyak mengalami migrasi dan asimilasi dengan populasi yang lebih luas.
Dalam populasi yang sangat kecil berarti tingkat perkawinan sedarah lebih tinggi.
Nana Suryana mengatakan ketika dia masih kecil, ayahnya menceritakan bahwa ratusan tahun lalu seorang pria kulit putih datang ke Ciburuy dan menyentuh perut seorang wanita hamil.
Ketika wanita itu melahirkan, anaknya berambut pirang dan berkulit putih. Sejak itu, setiap beberapa generasi, lahirlah anak-anak berkulit putih.
Kini orang albino di Ciburuy dikenal sebagai Walanda Sunda atau orang Sunda kulit putih.
Seperti orang albino di mana pun, Walanda Sunda di Ciburuy sangatlah peka pada sinar matahari karena kurangnya melanin di kulit mereka. Mereka mengalami risiko kanker kulit yang sangat tinggi.
Mereka juga memiliki penglihatan yang buruk, mendekati kebutaan dalam beberapa kasus.
Anak-anak albino sering alami diskriminasi. (Phil Hemingway / ABC News)
Stigma sosial karena terlihat berbeda, terutama dalam masyarakat yang warna kulitnya lebih gelap, juga menyebabkan banyaknya ejekan atau bullying.
Keponakan Nana Suryana, Rosanah (20 tahun) mengatakan dia harus berhenti sekolah karena tak tahan diganggu teman-teman sekelasnya.
Dia juga tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena tidak tamat sekolah. Dia kebanyakan bekerja di rumah. Dia tak tahu pasti apakah ingin menikah dan memiliki anak, karena takut nanti mereka memiliki kondisi yang sama.