Peninggalan dan Cerita Keluarga, Cara Mengungkap Sejarah Rakyat

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 20 April 2022 | 11:00 WIB
Duduk dari kanan ke kiri: Pestiati memangku Sri Parwati, Dokter Tjip, Ny. Mien Tjipto, dan Pratomo memangku anak pertamanya (Sri Pandansari Agustini). Di belakang dua pria merupakan kerabat Dokter Tjip tahun 1942. Peninggalan seperti foto dan cerita di lingkup keluarga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pengetahuan sejarah tentang rakyat yang terlupakan. (Koleksi Hanifditya/Keluarga Pestiati)

Baca Juga: Meski Bukan Sejarawan, Jurnalis Juga Bisa Membuat Karya Biografi

Baca Juga: Telisik Dua Tokoh Misterius dalam Kisah Biografi Ktut Tantri

Baca Juga: Selidik Tjamboek Berdoeri dan Catatan Terlupakan Revolusi Indonesia

Baca Juga: Tan Hong Boen dari Tegal, Penulis Pertama Riwayat Hidup Bung Karno

  

Pandangan kritis juga bisa berupa mengapa ada beberapa cerita yang bertahan, ditentang, atau berubah. Sering kali didapati, keluarga menyembunyikan atau mengabsenkan cerita dari anggotanya dengan tujuan sesuatu, dan sejarawan harus membongkarnya.

Grace menyayangkan hanya ada sedikit wadah untuk penelitian sejarah keluarga. Padahal di luar negeri, ada banyak portal yang membantu seseorang mencari akar keluarga di dalam perkumpulan yang memuat arsip.

"Banyak orang yang melihat fenomena ini sebagai tren kebutuhan seseorang mencari identitasnya untuk eksis di dunia global ini," tuturnya. Tren seperti itu bisa dilihat di internet dengan pencarian family history yang hasilnya memuat portal-portal wadah penelitian sejarah keluarga.

"Coba 'sejarah keluarga'. Yang banyak keluar sejarah tentang keluarga-keluarga pejabat publik, genealogi, dinasti kerajaan. Kalau di Indonesia, justru silsilah keluarga tokoh-tokoh atau orang penting," pungkasnya.