Dokter Menyarankan Pasien untuk Menghabiskan Waktu di Alam Terbuka

By Sysilia Tanhati, Kamis, 5 Mei 2022 | 16:38 WIB
Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di ruang hijau dan rekreasi di alam terbuka dapat meningkatkan kesehatan mental. (Kelly Sikkema/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id—Pada awal April 2022, sekitar dua lusin anak dan keluarganya berkumpul di sebuah taman dekat Oakland, California. Mereka duduk bersama seorang dokter, Dr. Nooshin Razani, di bawah naungan pohon besar.

Keluarga-keluarga ini mengambil bagian dalam program yang dijalankan Razani di Rumah Sakit Anak Universitas California San Francisco Benioff Oakland.

Dalam program tersebut, Dr. Razani menangani pasien anak-anak yang menghadapi kondisi seperti kecemasan, autisme, obesitas, atau masalah perkembangan. Anak-anak tersebut tinggal di daerah yang tidak memiliki banyak taman atau ruang terbuka alami. Setiap bulan, mereka diajak sebuah ke taman lokal.

Program ini merupakan bagian dari tren yang berkembang dari apa yang disebut park prescriptions. Dokter memberi resep yang isinya agar pasien menghabiskan waktu di taman atau alam terbuka untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik pasien.

“Cukup jelas bahwa itu baik untuk Anda,” kata Dr. Razani. Penelitian menunjukkan tinggal di dekat ruang hijau dan rekreasi di alam terbuka dapat meningkatkan kesehatan mental. Selain itu juga mengurangi risiko kondisi kesehatan fisik tertentu, seperti penyakit jantung.

Para ilmuwan masih mencoba mencari tahu alasannya. Namun teori utamanya adalah menghabiskan waktu di alam dapat mengurangi stres, keadaan yang terkait dengan banyak masalah kesehatan.

Tentu saja, tidak ada dokter yang menyarankan pasien untuk menghabiskan satu hari di taman daripada meresepkan obat anti-kecemasan yang diperlukan, misalnya. Alam bukanlah obat untuk masalah kesehatan dan park prescriptions tidak dijadikan untuk pengganti obat-obatan. “Tetapi orang bisa memperoleh manfaat kesehatan yang nyata dari alam,” tambah Dr. Razani.

Sejarah penggunaan park prescriptions

Park prescriptions hadir dalam berbagai bentuk. Namun yang pasti semua jenis program ini mendorong pasien untuk menghabiskan waktu di alam. Dalam ‘Walk with a Doc’, dimulai oleh seorang ahli jantung pada tahun 2005, penyedia layanan kesehatan memimpin jalan-jalan di komunitas mereka. Program ini telah berkembang ke lebih dari 500 tempat di seluruh dunia.

ParkRx memberikan panduan, perangkat, dan studi kasus bagi praktisi kesehatan untuk membantu membujuk pasien. Situs web PaRx memberikan banyak bukti untuk efek kesehatan dari alam. “PaRx juga menciptakan resep alam virtual yang dapat dimasukkan dokter ke dalam catatan kesehatan elektronik pasien,” ungkap Jillian Mock dilansir dari laman Time.

Bagaimana alam meningkatkan kesehatan

Setiap orang dapat memperoleh manfaat kesehatan dari hubungan yang lebih dekat dengan alam. Tetapi sayangnya tidak semua orang memiliki akses yang sama ke alam terbuka.

Itu sebabnya program Razani berfokus pada anak-anak yang tidak memiliki ruang terbuka hijau yang memadai di dekat rumah. Seringkali, ini adalah populasi yang paling membutuhkan manfaat penyembuhan dari alam.

“Kondisi akhir yang dilihat dokter dapat bervariasi, mulai dari obesitas dan kecemasan,” katanya. Tetapi dua alasan penting untuk kondisi ini adalah “stres dan kurangnya akses ke ruang terbuka.”

Saat tubuh stres, tubuh mengalami perubahan fisiologis, kata Mat White, psikolog kesehatan dan lingkungan di Universitas Wina di Austria. Stres merangsang pelepasan hormon stres kortisol, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Tingkat stres yang meningkat secara kronis terkait dengan kecemasan dan depresi, catat White. Stres juga telah dikaitkan dengan penyakit jantung, obesitas, dan hasil kesehatan negatif lainnya.

Para ilmuwan berpikir bahwa memiliki pengalaman positif di alam dapat membantu mengurangi stres dan mengurangi kelelahan kognitif. Pada akhirnya ini dapat meningkatkan kesehatan. “Teori-teori utama di lapangan saat ini menyatu di sekitar gagasan pengurangan stres,” kata White.

Teori-teori ini didasarkan pada penelitian yang mulai mendapatkan daya tarik sekitar 2010. Banyak penelitian telah menemukan korelasi antara menghabiskan waktu di alam dan meningkatkan kesehatan mental atau fisik.

“Kami tahu ada hubungan kuat antara kesehatan mental dan paparan alam,” kata Matthew Browning, direktur pendiri Virtual Reality and Nature Lab di Clemson University. Ada juga hubungan antara paparan jangka panjang terhadap alam dan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular. Serta kematian karena sebab apa pun, katanya.

Satu studi yang diterbitkan pada 2008 di Lancet menemukan bahwa orang-orang di Inggris yang tinggal di daerah yang lebih hijau memiliki tingkat kematian yang lebih rendah akibat penyakit peredaran darah dan dari penyebab apa pun.

Lingkungan fisik yang menghasilkan kesehatan yang baik mungkin penting dalam perjuangan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan sosial ekonomi.

Orang yang tinggal di daerah yang lebih hijau juga cenderung memiliki biaya perawatan kesehatan yang lebih rendah, kata Browning. Namun ada faktor-faktor lain yang juga dapat memengaruhi hasil kesehatan. Seperti pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan kondisi perumahan.

Ketika berbicara tentang bagaimana paparan alam membantu otak kita yang stres, para peneliti memiliki dua teori utama, kata Gregory Bratman, direktur laboratorium lingkungan dan kesejahteraan di Universitas Washington.

  

Baca Juga: Walau Ada Berbagai Sayuran dalam Burger, Mengapa Tidak Sehat?

 Baca Juga: Choumiryou: Bumbu Resep Di Balik Masakan-Masakan Jepang yang Sehat

 Baca Juga: Bukan 10.000, Berapa Jumlah Langkah Harian Optimal untuk Umur Panjang?

 Baca Juga: Siapa Sangka, Simpanse Ajarkan Kita Jadi Manusia Sehat Saat Menua

   

Yang pertama, paparan berbagai bentuk alam melibatkan sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk istirahat, pencernaan dan mendorong pemulihan stres.

Yang lain, menunjukkan bahwa alam melibatkan ‘daya tarik lembut’ pada seseorang orang, kata Bratman. Ini memberikan perhatian terarah yang digunakan untuk fokus dan ‘mengisi tenaga', katanya.

Sebagian besar penelitian hanya berfokus pada aspek visual alam—melihat hijaunya pepohonan atau rerumputan, atau birunya sungai atau laut. Tetapi ‘pengalaman alam bersifat multi-indra’, catat Bratman.

Praktisi shinrin-yoku, atau pemandian hutan, di Jepang berteori bahwa aroma dan pengalaman menghirup senyawa yang dipancarkan pohon ke udara dapat memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, kata Bratman.

Suara adalah indra kunci lain yang mungkin menunjukkan keamanan atau bahaya. Suara dapat menyebabkan stres dan juga relaksasi, tergantung pada jenisnya. Dan suara alam yang menenangkan sangat cocok untuk kesehatan, kata Rachel Buxton, ilmuwan konservasi di Universitas Carleton di Kanada.

Nah, jika Anda merasa penat, lelah, dan stres, resep yang satu ini mungkin bisa dicoba!