Mengulik Kehidupan Orang Romawi di Zaman Keemasan Kekaisaran

By Sysilia Tanhati, Rabu, 21 September 2022 | 11:00 WIB
Jika kita mendengar kata “masa keemasan”, mungkin kemakmuran rakyat langsung terlintas di benak. Bagaimana kehidupan orang Romawi di masa keemasan kekaisaran? (Jacques-Louis David /Palais des Beaux-Arts de Lille )

 Baca Juga: Eksekusi Mengerikan bak Pertunjukan yang Menghibur di Koloseum

 Baca Juga: Kebiasaan Posisi Makan Ungkap Kelas Sosial Orang Romawi Kuno

Domus biasanya berada dekat dengan tempat-tempat penting kekaisaran. Bangunannya berupa struktur yang berdiri sendiri dan tidak langsung menghadap jalan-jalan Romawi yang ramai.

Jalan berbatu dengan lalu lintas yang padat dan bising

Bangsa Romawi terkenal dengan jaringan jalannya di seluruh wilayah kekaisaran. Jalan menghubungkan daerah-daerah di seluruh kekaisaran dengan Roma, termasuk Via Appia.

Di Roma sendiri, jalan diaspal dan memungkinkan drainase. Namun, dengan adanya kereta dan kendaraan beroda lainnya sering menimbulkan kebisingan yang luar biasa.

Jaringan tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi yang luas dari Inggris Raya di utara ke Maroko di selatan. Dari Portugal di barat ke Irak di Timur. (Steve Jay)

Selama abad pertama Sebelum Masehi, Julius Caesar melarang kendaraan beroda untuk masuk ke pusat kota Roma pada siang hari. Tujuannya agar jalanan tidak terlalu padat. Akan tetapi aturan itu justru membuat Roma jadi sangat bising di malam hari sehingga orang tidak bisa tidur.

Pemandian umum dinikmati oleh masyarakat dari semua lapisan

Semua orang, mulai dari budak hingga kaisar Romawi, mengunjungi pemandian umum di kota. Disebut thermae oleh abad pertama Sebelum Masehi, pemandian umum termasuk kamar panas dan dingin dengan kolam renang, kamar uap, dan kamar panas kering. Uniknya, di kamar panas kering ini orang bisa membersihkan diri, melakukan transaksi bisnis, dan bersosialisasi.

Pria dan wanita menggunakan pemandian yang sama sampai praktik itu dilarang oleh Kaisar Hadrian selama abad kedua Masehi.

Kebanyakan orang Romawi yang kaya memiliki budak atau pelayan untuk membersihkan tubuh mereka. Sementara yang lain harus puas dengan membersihkan punggungnya sendiri.