Mengulik Kehidupan Orang Romawi di Zaman Keemasan Kekaisaran

By Sysilia Tanhati, Rabu, 21 September 2022 | 11:00 WIB
Jika kita mendengar kata “masa keemasan”, mungkin kemakmuran rakyat langsung terlintas di benak. Bagaimana kehidupan orang Romawi di masa keemasan kekaisaran? (Jacques-Louis David /Palais des Beaux-Arts de Lille )

Menurut Plutarch, jagung tersedia untuk warga miskin dan kaya. Distribusi biji-bijian menyebabkan banyak perselisihan di Romawi, terutama ketika ada upaya untuk mereformasi sistem agraria.

Di bawah kepemimpinan Julius Caesar, langkah-langkah diambil untuk memastikan bahwa hanya warga negara Romawi yang menerima gandum. Pada masa pemerintahan Augustus, ditetapkan bahwa semua warga negara harus menerima biji-bijian dengan biaya kecil.

Peran dan hak wanita

Peran seorang wanita di Romawi ditentukan oleh status sosial, kekayaan, lokasi, dan dukungan wali laki-lakinya. Wali ini bisa seorang ayah, suami, saudara laki-laki, atau putranya.

Wanita memiliki hak hukum yang relatif sedikit, tidak dapat memilih, dan dilarang memegang jabatan publik.

Konon, wanita bukannya tanpa kekuatan. Mereka dapat memiliki properti dan bekerja di luar rumah sebagai perawat atau bidan, sebagai buruh tani, atau di pasar. “Beberapa wanita bahkan memiliki bisnis mereka sendiri,” ujar Sartore.

Meski memiliki hak terbatas, perempuan harus menjadi ibu dan pemberi nafkah. Pilihan lapangan pekerjaan untuk perempuan pun terbatas. Namun mereka dapat memproduksi kerajinan tangan dan barang-barang kerajinan lainnya di rumah.

Banyak wanita juga memberikan bantuan yang berharga kepada suami dan ayah mereka dalam bisnis keluarga. Jika terpaksa, prostitusi menjadi pilihan untuk mendapatkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Wanita kaya memiliki lebih sedikit tugas rumah tangga dan lebih banyak berekreasi. Di sisi lain, mereka juga mengawasi anak-anak, budak, dan pelayan di rumah.

Kepala rumah tangga bertanggung jawab atas keluarga

Struktur kehidupan patriarki di Roma didominasi oleh paterfamilias atau bapak keluarga. Kepala rumah tangga laki-laki bertanggung jawab atas segala sesuatu. Ini termasuk urusan bisnis, pertukaran properti hingga mengatur seorang suami untuk putrinya.

Bapak keluarga mengendalikan setiap aspek kehidupan anak-anaknya. Mereka bahkan diperbolehkan menjual anak sebagai budak, tidak mengakuinya, atau mengakhiri hidup anak.

Menikahi seorang wanita berarti mengalihkan otoritas dari ayah ke suami. Namun, dalam kondisi tertentu, seorang wanita yang sudah menikah masih setia kepada ayahnya.

Jika tidak memiliki anak laki-laki, pria bisa mengadopsi, mengambil keponakan atau kerabat keluarga jauh untuk menjadi ahli warisnya.

Kepala rumah tangga laki-laki juga menjalankan peran keagamaan. Mereka mengawasi penyelenggaraan upacara kepada dewa-dewa di rumah setiap harinya.

Jika kita mendengar kata “masa keemasan”, mungkin kemakmuran rakyat langsung terlintas di benak. Namun ternyata, kehidupan orang Romawi di masa keemasan kekaisaran tidak senyaman yang dibayangkan. Bagi orang kaya, mereka bisa menikmati segala fasilitas karena kekayaannya. Sebaliknya, orang miskin tetap harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.