Berpetualang ke Masa Lampau di Istana Kaisar Tiongkok 'Kota Terlarang'

By Sysilia Tanhati, Selasa, 21 Februari 2023 | 18:00 WIB
Kota Terlarang menjadi istana kaisar Tiongkok selama ratusan tahun. Kini jadi museum, istana ini dulunya tidak boleh dimasuki rakyat. (Nick Fewings)

Kaisar juga memiliki akses ke berbagai hiburan, termasuk pemain akrobat, penari, dan musisi, yang akan menghibur dia dan tamunya dengan keahliannya.

Istana mengadakan jamuan makan dan pesta besar, di mana kaisar dan tamunya akan disajikan rangkaian makanan lezat. Dikatakan bahwa makanan Ibu Suri Cixi biasanya terdiri dari 108 hidangan. “Konon jumlahnya bisa memberi makan beberapa ribu rakyatnya yang miskin,” ujar Mingren.

Terlepas dari kemewahan dan kenyamanan yang tersedia, hidup di Kota Terlarang bak hidup dalam sangkar emas. Pasalnya, kaisar tidak benar-benar bebas untuk menjelajah di luar tembok Kota Terlarang.

Tindakan pencegahan yang rumit harus diambil ketika kaisar melakukan perjalanan ke luar Kota Terlarang. Ini untuk memastikan keselamatannya. Misalnya, dia akan naik tandu, dikawal oleh penjaga, dan rute perjalanannya sudah diperiksa sebelumnya.

Orang asing pertama yang diizinkan menginjakkan kaki di Kota Terlarang

Orang Barat pertama yang diizinkan masuk ke Kota Terlarang adalah misionaris Yesuit Italia, Matteo Ricci. Tujuan Ricci adalah menyebarkan iman Kristiani di Tiongkok. Namun alasan mengapa ia diundang ke Kota Terlarang pada tahun 1601 bukan karena keyakinan agamanya. Pengetahuan ilmiahnya-lah yang membuat kaisar mengundangnya.

Andreas Everardus van Braam Houckgeest, seorang warga negara Amerika berhasil memasuki Kota Terlarang di masa Dinasti Qing. Kisah Houckgeest tentang kunjungannya ke Kota Terlarang pada tahun 1795 dituliskannya dalam jurnal. Houckgeest memberi para pembacanya beberapa kisah luar biasa tentang kehidupan di Kota Terlarang. Misalnya, ketika disuguhi daging yang telah digerogoti oleh kaisar. Rupanya, ini adalah kehormatan besar yang diberikan oleh kaisar.

Ketika istana kaisar tidak terlarang lagi

Kota Terlarang pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1925, setelah jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911. Saat itu kaisar terakhir Tiongkok, Puyi, diusir dari istana pada tahun 1924. Pemerintah Republik Tiongkok yang baru memutuskan untuk mengubah istana menjadi museum. Saat itulah Kota Terlarang pertama kali dibuka untuk umum.

Baca Juga: Terikat Protokol, Begini Keseharian Kaisar Tiongkok di Kota Terlarang

Baca Juga: Sun Yaoting, Kasim Terakhir Kekaisaran Tiongkok di Kota Terlarang

Baca Juga: Harem Kota Terlarang: Kehidupan Selir dan Kasim Kaisar Tiongkok

Baca Juga: Dari Balik Tembok Kota Terlarang, Istana Kaisar Tiongkok selama 5 Abad 

Diubahnya Kota Terlarang menjadi museum memberikan pandangan sekilas kepada warga biasa tentang kehidupan keluarga kekaisaran. Juga membuka mata tentang kemegahan sistem Kekaisaran Tiongkok.

Sejak itu, Kota Terlarang dibuka untuk pengunjung dari seluruh dunia, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Karena usia istana dan jumlah pengunjung yang diterimanya, upaya pemugaran terus dilakukan untuk memastikan kelestariannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan baru telah diberlakukan untuk mengatur jumlah pengunjung dan melestarikan warisan budaya istana. Kini, pemerintah Tiongkok memusatkan perhatian pada pelestarian dan pariwisata yang bertanggung jawab.

Melestarikan dan melindungi Kota Terlarang akan memastikan kekayaan sejarah dan warisan budayanya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Ketika masuk ke dalamnya, pengunjung akan diajak berpetualang ke masa lampau, masa ketika Kekaisaran Tiongkok sedang Berjaya.