Kaisar Tiongkok Zhenzong yang Menukar Perdamaian dengan Harta

By Sysilia Tanhati, Rabu, 8 Maret 2023 | 12:00 WIB
Kaisar Tiongkok Zhenzong merupakan pemimpin cakap yang membawa kemakmuran. Namun ia dikritik karena menukar perdamaian dengan harta. Di akhir pemerintahannya, Zhenzong pun melakukan segala cara agar dianggap mulia. (Public Domai)

Bagaimanapun, konsekuensinya terbukti saat itu. Ini termasuk perdamaian selama beberapa dekade dan perkembangan di bidang pertanian, ekonomi, dan perdagangan.

Namun, kemampuan tempur pasukan Song juga menurun. Hingga akhir Dinasti Song, rezim pengembara yang agresif selalu ada, namun pejabat dan jenderal brilian pun menghilang.

"Dalam Perjanjian Chanyuan, Song menyetujui hilangnya wilayah utara secara permanen antara Tiongkok dan Tembok Besar," ungkap James T.C. Liu di laman Britannica.

Mengejar martabat dan kehormatan dengan cara mistis

Setelah Perjanjian Chanyuan, Kaisar Zhenzong menerima banyak kritik. Meski tidak senang, ia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kritik-kritik yang berdatangan.

Seseorang kemudian menyarankan untuk mengadakan upacara Feng Shan yang megah. Ini adalah upacara pemujaan yang paling terhormat dan termegah dalam budaya Tionghoa.

Tujuan dari upacara ini untuk memberi tahu surga tentang pencapaian luar biasa kaisar. Ukuran pencapaian itu antara lain kerajaan yang bersatu, ekonomi yang Makmur serta masyarakat yang damai.

Sepanjang sejarah, hanya beberapa kaisar dengan prestasi luar biasa yang melakukan upacara Feng Shan di Gunung Tai. Mereka adalah Kaisar Qin Shi Huang, Kaisar Wu dari Han, Kaisar Guangwu dari Han, Kaisar Gaozong dari Tang, dan Kaisar Xuanzong dari Tang.

Baca Juga: Xiaozong, Kaisar Tiongkok Ambisius yang Dikendalikan Ayah Angkatnya

Baca Juga: Cara Nyeleneh para Harem Kekaisaran Tiongkok Menurunkan Berat Badan

Baca Juga: Kisah Kekejaman Kaisar Tiongkok Taizu yang Menghancurkan Dinasti Tang

Baca Juga: Alasan Kaisar Tiongkok Xianzong Tidak Punya Ratu, tapi Haremnya Banyak

Kaisar Zhenzong sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk mengadakan upacara akbar ini. Oleh karena itu, Zhao Heng ia mulai “memuliakan dirinya” dengan beberapa cara seperti meminta orang untuk melihat pertanda. Sang kaisar juga mengungkapkan bahwa ia mendapatkan mimpi dari dewa. Dalam mimpi itu, dewa memintanya melakukan sesuatu untuk menyembah surga.

Kemudian Kaisar Zhenzong, setelah mendapatkan sebagian besar persetujuan pejabatnya, akhirnya mengadakan upacara Feng Shan di Gunung Tai. Ia juga merupakan kaisar terakhir yang mengadakan upacara ini dalam sejarah Tiongkok.

Setelah Zhenzong, beberapa kaisar ulung memenuhi syarat untuk mengadakan Feng Shan, tetapi tidak ada yang melakukannya lagi. Mereka percaya bahwa

Alasan penting adalah banyak dari kaisar berikut percaya Zhenzong tidak memenuhi syarat untuk mengadakan upacara sakral itu. Tindakannya yang memaksa itu akhirnya membuat upacara Feng Shan kehilangan kesakralannya

Setelah itu, Zhao Heng menyelenggarakan acara ibadah lainnya bertahun-tahun kemudian, yang menghabiskan banyak uang. Reformasi ini memperkuat legitimasi kaisar di mata rakyat.

"Menjelang akhir masa pemerintahannya, Zhenzong menjadi kacau dan permaisuri mengambil alih kekuasaan," tutur Liu.

Bermula dari pangeran berbakat dan kaisar cakap, Zhenzong berakhir menjadi kaisar yang gila kemuliaan. Semua karena ketidakmampuannya menerima kritik dari sebagian pejabatnya.