Kehidupan di Balik Borobudur: Menjelmakan Warisan Seribu Warsa

By National Geographic Indonesia, Jumat, 17 Maret 2023 | 17:00 WIB
Lukisan bertajuk 'Kehidupan di Borobudur pada abad ke-9' karya Walter Spies. (Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia)

Kami merasa spesial, saat ia memasak lagi untuk kami. Bakmi godog dengan telor bebek adalah favorit para pengunjung. Warung ini juga menyediakan bakmi goreng, nasi goreng dan yang juga unik: nasi godog, semacam bakmi godog ditambah nasi dengan kuah panasnya.

Warung bakmi ini cukup laris, kadang-kadang Anda harus bersabar menunggu antren hingga puluhan porsi. Sajian disiapkan dan dimasak—per porsi. Saat akhir pekan, tak perlu terkejut jika beberapa keluarga jauh-jauh datang dari luar kota untuk sekedar menikmati masakan warung bakmi ini.

Bersama Parno pula, kami diajak menikmati sarapan yang merakyat namun tetap memanjakan lidah. Warung Bu Nok di dekat Masjid Tingal Wanurejo, Pasar Candirejo atau Warung Pak Medi di sudut dalam Pasar Borobudur.

Warung-warung ini menyajikan aneka pilihan makanan, seperti bubur sayur, nasi mangut dengan sayur tahu pedas atau beberapa jajanan pasar yang juga tersaji. Warung pak Medi akan selalu menjadi warung kenangan buat saya, Oblo dan Parno. Warung yang panas, masakan pedas, peluh mengucur deras serta riuhnya para pengunjung pasar yang makan.

Selepas pak Medi wafat tahun lalu, warung kini dikelola oleh istri dan anaknya. Jika Anda ingin menikmati perjalanan lidah, sekaligus denyut kehidupan masyarakat Borobudur, mungkin bisa mampir ke warung-warung bersahaja tersebut.

Mangut Beong adalah menu khas yang biasa diburu para wisatawan di kawasan Borobudur. Menu dengan bahan utama ikan Beong yang banyak hidup di Sungai Progo.

Ikan ini biasanya disajikan dengan bumbu mangut berkuah pedas, bahkan super pedas. Kami menikmati sajian ini di warung Mangut Beong Wringinputih di pinggir jalan utama Magelang-Purworejo, mereka menyediakan menu yang tidak pedas.   

Kami menikmati kopi di warung kopi paling syahdu di Borobudur. “Blo, kita wajib mendatangi warung kopinya Pak Is di perjalanan ini! Buat saya, lokasinya masuk kategori warung kopi must visit before you die!” ujar saya nyalang.

Warung kopi itu berada di dusun Kerug Batur Majaksingi, letaknya berada di gigir Pegunungan Menoreh. Wilayah yang sering disebut-sebut sebagai Borobudur lantai dua. Beberapa desa di kawasan Borobudur memang memiliki wilayah di Pegunungan Menoreh.

Perjalanan menuju warung kopi ini adalah perjuangan, jalannya sempit dan menanjak. Untuk jalur mobil yang paling aman, kami memilih naik melalui Desa Kenalan di lereng Menoreh meliuk-liuk di pertemuan bukit Gondopurowangi dan Gajah Mungkur.

Kami terus berdoa agar jangan sampai berpapasan mobil lain di jalur yang sempit itu. Ada perasaan lega selepas mobil dapat terparkir, kami kemudian berjalan sekitar 50 meter di jalan semen yang hanya bisa dilewati motor, di antara rumah-rumah dan tebing menorah. Pak Is dan istrinya menyambut kami dengan senyum ramah. 

Ismoyo sedang memetik kopi jenis Robusta di sekitar rumahnya di dusun Kerug Batur Majaksingi, letaknya berada di gigir Pegunungan Menoreh, wilayah yang sering disebut-sebut sebagai Borobudur lantai dua. Melalui dukungan berbagai pihak pengolahan kopi menoreh ini telah dimulai sejak tahun 2016. (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)