Krisis ekonomi Venezuela, bagaimanapun, telah membatasi banyak upacara tradisional kelompok spiritual ini. Inflasi tiga digit telah membuat banyak orang tidak mampu membeli bahan yang dibutuhkan untuk upacara.
“Ketika orang menyadari (biaya) sebotol minuman keras yang diperlukan untuk sebuah ritual, mereka tidak lagi memikirkan ritual melainkan tentang membeli makanan untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka,” kata Samarena.
Menurut sebuah laporan di The Island Garden, umat datang ke acara selama seminggu di Pegunungan Sorte untuk mencari ‘koneksi spiritual dan penyembuhan fisik’.
Tradisi ini berusia berabad-abad dan seperti voodoo di Haiti, Katolik Roma adalah agama resmi Venezuela, tetapi jenis ritual ini dapat dianggap sebagai ibadah agama tidak resmi, yang mengacu pada Katolik Roma dan agama Afro-Karibia Santeria dengan ritual aslinya.
Tradisi Katolik ‘Mencintai’ Sedikit Darah dari Waktu ke Waktu
Upacara penyembuhan Venezuela termasuk seorang pria yang telah memanggil roh dan kemudian menyayat lidahnya dengan pisau cukur dan menusukkannya ke dadanya yang telanjang, sementara pria lain berbaring di tengah lilin dan gambar bubuk putih saat penonton berjalan di antara mereka.
Ini memiliki semua keunggulan dari self-flagellation, praktik pendisiplinan atau pengabdian memukul dengan cambuk.
Baca Juga: Di Balik Tradisi Aneh Elit Suku Maya Demi Miliki Mata Juling
Baca Juga: Makna di Balik Ritual Tersuci Pendakian Gunung Fuji Masa Lalu dan Kini
Baca Juga: Sejarah Panjang Praktik Sunat: Ritual, Agama, Hukuman, hingga Medis
Umat Katolik terlibat dalam pencambukan diri, perilaku seperti itu dilakukan untuk tujuan simbolis selama prosesi penyesalan untuk mengingatkan umat beriman bahwa Yesus dicambuk sebelum dia disalibkan.
Di negara lain, termasuk beberapa negara Amerika Selatan para bakta berpartisipasi dalam 'Permainan Gairah' di mana orang terlibat dalam praktik menyakitkan yang mengeluarkan darah.
Pencambukan dan Mutilasi 'untuk' Tuhan
Menurut Geoffrey Abbott dalam Encyclopaedia Britannica, cambukan agama berasal dari masyarakat kuno sebagai cara untuk mengusir roh jahat, untuk memurnikan, dan sebagai penggabungan kekuatan hewani yang berada di cambuk.
Di antara budaya prasejarah, cambuk seremonial dilakukan dalam ritus inisiasi, pemurnian, dan kesuburan, yang sering kali mencakup bentuk penderitaan fisik lainnya—termasuk dalam banyak inisiasi penduduk asli Amerika—cambuk dan mutilasi yang dilakukan oleh peniru dewa atau leluhur bertopeng.