Nationalgeographic.co.id—Dionysus adalah dewa anggur dalam mitologi Yunani kuno. Dia adalah putra Zeus dan Semele. Dionysus juga dikenal dengan kisah ritus pemujaannya.
Dalam mitos yang berkaitan dengan kultus misteri Orphisme Yunani kuno, para Titan menggunakan koleksi mainan seperti cermin, apel emas, tulang buku jari, boneka, dan mainan pemintal (kohnos, dan belah ketupat). Hal ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian bayi Dionysus dari kekuatan yang telah diberikan Zeus kepadanya.
Para Titan memperdaya bayi Dionysus dengan mainan sebelum membunuhnya. Mereka memotongnya menjadi beberapa bagian. Setelah memotong Dionysus menjadi potongan-potongan kecil, mereka merebusnya dan memakan dagingnya.
Namun, usaha para Titan tak membuahkan hasil. Athena menyelamatkan detak jantungnya dan mengirimkannya ke Zeus. Ayah para dewa menjahitnya ke pahanya. Sehingga, Dionysus terlahir kembali dari paha Zeus. Lalu apa ritus pemujaan Dionysus, dan pentingnya mainan ini?
Pemujaaan Dionysus
Bukti awal pemujaan Dionysus berasal dari beberapa tablet abad ke-2 SM yang ditemukan di Kreta. Meskipun asal-usulnya tidak diketahui, misteri Dionysian kemungkinan besar datang ke Yunani selama impor anggur baik dari Mesopotamia atau Afrika Utara.
Kultus Dionysus, yang dikenal sebagai kultus anggur, memiliki hubungan erat dengan pemahaman tentang siklus alami selentingan. Karena orang Yunani percaya bahwa efek memabukkan dari minuman tersebut mewujudkan semangat karakter biadab Dionysus, mereka memujanya dengan penuh kasih sayang dengan tarian yang diinduksi anggur dan hiburan yang keras dan mabuk.
Acara paling menonjol yang dipersembahkan oleh dunia Yunani kuno kepadanya adalah Dionysia Agung, festival multi-hari di Athena yang menyelenggarakan kompetisi komedi dan tragedi di antara penulis dan penyair terkenal.
Ritual yang terkait dengan kultus Dionysus tetap menjadi misteri. Kerahasiaan seputar festival tersebut lebih berhasil daripada Eleusis. Karena anggur Yunani kuno termasuk bahan madu, herbal, dan bunga, penanamannya juga dimasukkan ke dalam kultus Dionysus.
Banteng, yang tanduknya dulunya adalah wadah minum anggur, dan kambing sebagai pemangkas alami kebun anggur, juga merupakan hewan utama yang dirayakan oleh kultus.
Tema kematian dan kelahiran kembali musiman adalah komponen utama dari pemujaan. Namun, kultus Dionysus tidak seperti yang kultus lain karena penekanannya yang khas pada kerasukan roh dan atavisme.
Alat musik ritual kuno atau bullroarer digunakan untuk membangkitkan roh, diikuti oleh para inisiat yang menari mengikuti genderang dalam keadaan kesurupan. Kultus itu bersifat atavistik: kerasukan roh bukanlah karya dewa Yunani, tetapi entitas binatang, dan para inisiat percaya bahwa mereka dapat berubah menjadi binatang.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR