Baca Juga: Penemuan Kepala Dewi Cinta dan Dewa Ekstasi di Kota Kuno Aizanoi
Baca Juga: Kisah Morpheus, Dewa Tidur dan Mimpi dalam Mitologi Yunani Kuno
Baca Juga: Bahkan Dewa pun Ikut Campur, Siapa yang Memenangkan Perang Troya?
Baca Juga: Kisah Cinta Hercules dan Megara, Istri Pertama yang Terpaksa Dibunuh
Menyusul penaklukan Alexander Agung, sistem kepercayaan Yunani mulai menyebar ke bagian lain dunia. Kultus Dionysus dikaitkan dengan dewa seperti Osiris dari Mesir dan Baal dari Palestina. Saat hubungan ini kembali ke Yunani seiring berjalannya waktu, kultus berubah menjadi unit yang semakin kompleks. Perubahan ini mengalihkan kultus Dionysus dari bentuk mistiknya dan mengubahnya menjadi komponen penting dari Orphic Mysteries.
Orphism adalah salah satu dari berbagai sistem kepercayaan Yunani kuno, dan para pengikutnya disebut Orphics. Informasi yang langka tentang Orphisme membuatnya bermasalah untuk menentukan batas-batasnya di antara praktik keagamaan dan filosofis lainnya.
Pada awalnya, tradisi Orphics sangat dipengaruhi oleh ritus Eleusinian, dan mengadaptasi ritual dari mitos lain sebagai miliknya. Omophagia (makan makanan mentah, terutama daging) menjadi fokus ritus Dionysian.
Orphics memprakarsai festival Eleusinian yang misterius setiap tahun untuk merayakan Demeter, tetapi ketertarikan mereka yang kuat ada pada Dionysus. Berbeda dengan kultus Eleusis, Orphism ada tanpa membutuhkan tempat perlindungan, dan tidak memiliki imamat yang stabil.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR