Secara khusus, ketiga wilayah tersebut memiliki kesamaan dalam cara mereka membuat titik proyektil bertangkai untuk mata panah dan tombak.
"Ini menunjukkan bahwa hubungan Pleistosen antara Amerika, Tiongkok, dan Jepang tidak terbatas pada budaya tetapi juga pada genetika," kata penulis senior Qing-Peng Kong, seorang ahli genetika evolusioner di Chinese Academy of Sciences.
Baca Juga: Akibat Migrasi Manusia ke Madagaskar, Sebagian Spesies Unik Hilang
Baca Juga: Migrasi Manusia Purba Siberia, Menunjukkan Penduduk Asli Amerika
Baca Juga: Temuan Arkeologis Anjing Jadi Bukti Jejak Migrasi Manusia ke Amerika
Baca Juga: Perjalanan Migrasi Manusia dan Sekaratnya Bahasa Daerah di Nusantara
Meskipun penelitian ini berfokus pada DNA kuno mitokondria, bukti pelengkap dari DNA kromosom Y menunjukkan bahwa nenek moyang laki-laki penduduk asli Amerika juga tinggal di Tiongkok utara.
Mereka tinggal di Tiongkok utara pada waktu yang hampir bersamaan dengan nenek moyang perempuan ini.
Studi ini menambah potongan teka-teki pada keturunan penduduk asli Amerika, tetapi banyak elemen lainnya masih belum jelas.
"Asal usul beberapa kelompok pendiri masih sulit dipahami atau kontroversial," kata Kong.
"Selanjutnya, kami berencana untuk mengumpulkan dan menyelidiki lebih banyak garis keturunan Eurasia untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang asal usul penduduk asli Amerika."