Kisah Pembunuhan yang Mengubah Sejarah Dunia untuk Selamanya

By Sysilia Tanhati, Jumat, 17 Mei 2024 | 12:00 WIB
Dalam sejarah dunia, pembunuhan terhadap tokoh penting merupakan kejahatan keji yang kerap menyita perhatian banyak orang. (Walt Cisco, Dallas Morning News )

“Kematian Caesar rupanya mempunyai dampak sebaliknya,” tulis Kassandre Dwyer di laman The Collector. Mayoritas masyarakat marah terhadap penjahat yang telah membunuh pemimpin tercinta mereka. Beberapa perang saudara terjadi setelah pembunuhan tersebut dan pemerintahan berada dalam kekacauan.

Akhirnya, anak angkat Caesar, Oktavianus, merebut kekuasaan dan menjadi kaisar pertama di Romawi. Oktavianus secara resmi mengakhiri republik tersebut.

Pada puncaknya, Kekaisaran Romawi merupakan struktur politik dan sosial paling luas dalam peradaban Barat. Sejumlah konvensi modern dalam pemerintahan dan kebudayaan dapat ditelusuri akarnya hingga ke kekaisaran terkuat dalam sejarah dunia kuno ini.

Franz Ferdinand, pembunuhannya memicu Perang Dunia I

Pembunuhan Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria-Hungaria sering dianggap sebagai katalisator yang memicu terjadinya Perang Dunia I. Pembunuhan Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria-Hungaria memicu efek domino dari peristiwa-peristiwa besar.

Pembunuhnya adalah Gavrilo Princip, anggota kelompok nasionalis Serbia. Pada Juni 1914, pewaris takhta Austria dan istrinya Sophie dibunuh dengan tembakan saat berkendara melalui jalan-jalan Sarajevo.

Kelompok Princip bertujuan untuk menyatukan seluruh etnis Serbia di negara mereka sendiri, menyingkirkan mereka dari kekuasaan Austria-Hungaria.

Hal itu bukan merupakan keinginan baru namun berdasarkan konflik yang telah terjadi di wilayah tersebut selama bertahun-tahun. Kematian tersebut tidak dilihat sebagai serangan tunggal melainkan serangan terhadap Austria-Hungaria secara keseluruhan.

“Austria mengira pemerintah Serbia terlibat dalam serangan tersebut dan mulai mengembangkan ide untuk membalas,” tulis Dwyer. Kedua belah pihak mulai mencari sekutu.

Pada tanggal 23 Juli, Austria-Hungaria mengirimkan ultimatum ke Serbia, menuntut agar mereka mengakui keterlibatannya dan mengeluarkan permintaan maaf resmi. Serbia menyetujuinya, namun dengan syarat polisi Austria tidak diizinkan masuk ke Serbia.

Austria-Hungaria menyatakan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli. Kemudian negara-negara lain secara bertahap terlibat dalam perang selama beberapa minggu berikutnya karena aliansi yang telah terjalin sebelumnya.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Mengapa Hindu Bali Bisa Berbeda dengan Hindu India?