Nationalgeographic.co.id—Di tengah gemerlap peradaban Islam, para dokter muslim tak hanya dikenal mahir dalam bidang kesehatan fisik, tetapi juga pelopor dalam pengobatan gangguan jiwa.
Artikel ini akan mengupas peran krusial dokter muslim dalam memahami dan menangani berbagai penyakit mental, jauh sebelum ilmu psikologi modern berkembang.
Sejak abad pertengahan, para dokter muslim telah menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap gangguan jiwa, yang pada saat itu dikenal sebagai "ilaadj an-nafs" atau "tib al-qalb".
Mereka melakukan penelitian dan mengembangkan berbagai metode pengobatan, mulai dari psikoterapi klasik, terapi musik, hingga terapi perilaku kognitif.
Kegigihan dan ketajaman intelektual para dokter muslim ini mengantarkan mereka pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas gangguan jiwa.
Mereka tak hanya fokus pada pengobatan gejalanya, tetapi juga berusaha memahami akar permasalahannya, sebuah pendekatan yang masih relevan hingga saat ini.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia kedokteran jiwa di era keemasan Islam, menguak kontribusi berharga dokter muslim dalam memajukan ilmu psikologi, dan menyingkap warisan intelektual tak ternilai yang mereka tinggalkan bagi dunia.
Dari Kutukan ke Kedokteran
Pandangan terhadap gangguan jiwa telah mengalami perjalanan panjang, mengikuti perubahan konteks budaya dan agama.
Dahulu, di Yunani Kuno, gangguan jiwa dianggap sebagai kutukan dari para dewa yang hanya bisa disembuhkan dengan doa.
Para dokter dan filsuf mengemukakan teori tentang pengobatannya, meski tanpa praktik langsung.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kisah Perjalanan Lady Hester Stanhope si 'Ratu Gurun'
Source | : | Mvslim.com |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR