Kisah Pembunuhan yang Mengubah Sejarah Dunia untuk Selamanya

By Sysilia Tanhati, Jumat, 17 Mei 2024 | 12:00 WIB
Dalam sejarah dunia, pembunuhan terhadap tokoh penting merupakan kejahatan keji yang kerap menyita perhatian banyak orang. (Walt Cisco, Dallas Morning News )

Rusia mendukung Serbia, jadi Jerman mendukung Austria-Hungaria untuk melawan Rusia. Jerman kemudian menyatakan perang terhadap Prancis dan Belgia, membawa Inggris ke dalam perang untuk menepati janji membela Belgia.

Pembunuhan John F. Kennedy yang menimbulkan trauma mendalam

Kepresidenan John F. Kennedy penuh dengan tantangan yang akan berdampak pada dunia selama beberapa dekade mendatang. Selama masa jabatannya, ia menghadapi Perang Dingin dengan Soviet, Perang Vietnam, Hak Sipil, perlombaan luar angkasa, dan banyak lagi. Meski begitu, ia tetap sangat populer dan dicintai oleh bangsanya.

Pembunuhan Kennedy menimbulkan trauma bagi rakyat Amerika. Popularitasnya, seiring dengan teknologi saat itu, meninggalkan jejak dalam sejarah dunia. Berkat liputan media yang begitu luas, detail kematian Kennedy disiarkan dan dicetak di surat kabar.

Hilangnya seorang presiden, suami, dan ayah muda yang tampan merupakan hal yang memilukan bagi banyak orang Amerika. Keinginan untuk memahami kematian Kennedy akan memunculkan banyak konspirasi yang masih ada hingga saat ini. Teorinya sangat beragam, mulai dari keterlibatan CIA hingga mafia.

Ngo Dinh Diem yang memicu protes dan kekerasan dalam sejarah Vietnam

Sebagai penguasa otokratis Vietnam Selatan, Ngo Dinh Diem bersikap tegas dalam menghadapi komunisme. Namun, para pejabat Amerika segera menyadari bahwa ia adalah pemimpin yang sulit untuk dihadapi. Ia juga keras dalam memerintah rakyatnya sendiri, khususnya yang mayoritas beragama Buddha.

Sang penguasa enggan mengizinkan reformasi demokrasi yang disarankan oleh para penasihat Amerika Serikat. Rumor kudeta terhadap Diem mulai beredar. Amerika Serikat menghadapi dilema: mendukung kudeta atau terus mendukung Diem yang semakin sulit dihadapi?

Pada tanggal 2 November 1963, sekelompok perwira tentara Vietnam membunuh Diem dan saudaranya. “Amerika Serikat tidak pernah secara terbuka mengakui keterlibatannya,” tambah Dwyer. Para pejabat pada saat itu berbeda pendapat mengenai apakah mereka akan mendukung kudeta tersebut atau tidak.

Pembunuhan Diem tidak memperbaiki ketidakstabilan di Vietnam Selatan dan kondisi peperangan. Sebaliknya, kondisi di Vietnam Selatan menjadi lebih tidak stabil. Muncul serangkaian faksi yang memperoleh dan kehilangan kekuasaan dalam pemerintahan selama beberapa tahun ke depan.

Hal ini akan menyebabkan keterlibatan Amerika Serikat yang lebih besar dalam perang. Perang pun menewaskan 58.000 orang Amerika dan 1,5 juta orang Vietnam.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Mengapa Orang Mesir Kuno Suka Membangun Piramida?

Kontroversi terus meningkat selama beberapa tahun berikutnya di Amerika Serikat dan luar negeri. Selain itu, protes bermunculan dan sering kali berujung pada kekerasan. Bagaimana hasil Perang Vietnam bisa diubah dengan adanya pemerintahan pusat yang kuat di Vietnam Selatan? Sejarah tidak akan pernah tahu.

Pembunuhan Indira Gandhi, buntut dari penyerbuan Golden Temple

Pada awal tahun 1980-an, sebagian wilayah India sedang mengalami kekacauan yang berkaitan dengan agama. “Beberapa sekte separatis Sikh berkampanye untuk kemerdekaan tanah air mereka sendiri,” ungkap Dwyer.

Pemerintah menanggapinya dengan berupaya membubarkan kelompok ini di tengah serangan teror dan pembunuhan bermotif politik. Pada tahun 1984, Perdana Menteri Indira Gandhi memimpin negara ini dan dikenal karena kekejaman politiknya. Dia adalah perdana menteri perempuan pertama di India dan, hingga saat ini, merupakan perdana menteri terlama kedua.

Gandhi memberi izin kepada pejabat militer untuk menyerbu Golden Temple, kuil paling suci di antara kuil Sikh. Mereka mengusir kelompok separatis yang bersembunyi di sana. Tindakan ini membuat marah banyak umat Sikh, bahkan yang lebih moderat, di seluruh dunia.

Mereka melihatnya sebagai pelanggaran terhadap tempat suci. Sebagai pembalasan, pada tanggal 31 Oktober, Gandhi dibunuh oleh pengawal Sikhnya.

Pembunuhan ini menyebabkan kerusuhan selama 4 hari di Delhi dan India Utara. Kerusuhan itu menewaskan lebih dari 10.000 orang Sikh sebagai balas dendam atas kematian Perdana Menteri. Massa yang melakukan pembunuhan balas dendam ini didukung oleh partai kongres yang berkuasa.