Di tahun 44 M, Julia Berenice menikah dengan pamannya sendiri, Raja Herodes V dari Khalkis. Pernikahan ini menjadikannya Ratu Khalkis dan memberinya dua orang putra.
Namun, kebahagiaan Julia Berenice tidak berlangsung lama. Suaminya wafat di tahun 48 M, dan Khalkis diwariskan kepada saudaranya, Herodes Agripa II.
Julia Berenice dan Herodes Agripa II kemudian memerintah Khalkis bersama-sama. Kedekatan mereka menimbulkan spekulasi bahwa mereka terlibat hubungan inses.
Rumor ini diperkuat dengan fakta bahwa banyak raja pada masa itu menikahi saudara perempuan mereka.
Untuk meredakan rumor tersebut, melansir Shalvi/Hyman Encyclopedia of Jewish Women, Julia Berenice menikah dengan Raja Polemon II dari Kilikia di tahun 53 M. Raja Polemon II terpikat oleh kecantikan dan kekayaan Julia Berenice, dan bahkan berpindah agama menjadi Yahudi untuk menikahinya.
Pernikahan ini, sayangnya, tidak bahagia. Julia Berenice meninggalkan Polemon II dan kembali ke Khalkis untuk memerintah bersama saudaranya.
Dibenci Orang-orang Yahudi
Pada tahun 60 M, Ratu Julia Berenice dan Raja Herodes Agripa II mengunjungi Caesarea untuk menyambut Festus, gubernur Romawi yang baru. Di sana, mereka menyaksikan persidangan Paul the Apostle’s.
Enam tahun kemudian, tahun 66 M, Florus, gubernur baru yang menggantikan Festus, melakukan tindakan represif terhadap orang Yahudi. Hal ini memicu pemberontakan di Yerusalem yang dikenal sebagai Perang Yahudi.
Saat itu, Ratu Julia Berenice sedang berada di Yerusalem. Dia bersumpah untuk menghentikan pemberontakan dengan menunjukkan penyesalannya. Dia mencukur kepalanya, berjalan tanpa alas kaki, dan tidak minum anggur selama tiga puluh hari.
Dia, seperti dilansir dari Titus and the Queen: Julia Berenice and the Opposition to Titus’ Succession, memohon kepada Florus dengan penuh ketulusan, bahkan mengirim pengawal dan perwira kavalerinya untuk memohon belas kasihan.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Misteri Lenyapnya 5000 Pasukan Legiun Kesembilan Romawi