Julia Berenice I, Ratu Yahudi yang Urung Jadi Permaisuri Romawi karena Agama

By Ade S, Rabu, 22 Mei 2024 | 14:03 WIB
Dalam lukisan karya seniman Rusia Vasily Surikov bertanggal 1875 ini, Rasul Paulus berbicara di hadapan Raja Agripa II, saudara perempuannya Julia Berenice, dan prokonsul Festus. Julia Berenice I, Ratu Yahudi yang dicintai Kaisar Romawi, terhalang agama untuk menjadi Permaisuri. Simak kisah cinta tragis ini. (Vasily Surikov)

Dihadapkan pada pilihan sulit antara takhta Romawi dan cintanya pada Julia Berenice, Titus akhirnya memilih takhta. Dengan berat hati, dia mengirim Julia Berenice pergi.

Meskipun mimpinya menjadi Permaisuri Romawi pupus, Julia Berenice masih berharap. Ketika Kaisar Vespasian meninggal di tahun 79 M dan Titus naik takhta, dia kembali ke Roma dengan harapan pernikahan mereka dapat terwujud.

Namun, Titus yang telah menjadi Kaisar Romawi harus bersikap dingin pada Julia Berenice. Dia menjelaskan bahwa dia tidak dapat menikahinya karena dia telah mengorbankan cinta dan kebahagiaannya untuk Kekaisaran Romawi. Dengan berat hati, Titus mengirim Julia Berenice pergi untuk kedua kalinya.

Hilang Usai Dicampakkan

Setelah pemecatan keduanya, hidupnya tetap tidak diketahui. Tidak disebutkan kapan atau bagaimana dia meninggal. Satu-satunya hal yang disebutkan tentang dia setelah itu adalah bahwa dia frustrasi karena tidak menjadi Permaisuri Romawi.

Kisah cinta tragis antara Ratu Julia Berenice I dari Khalkis dan Kilikia dan Kaisar Titus telah menjadi subjek drama, opera, dan novel. Namun, Ratu Julia Berenice I dari Khalkis dan Kilikia terbukti menjadi wanita yang kuat. Dia memerintah bersama saudaranya sebagai setara, dan namanya bahkan mendahului namanya.

Kejatuhan terbesarnya adalah dia memihak Roma daripada bangsanya sendiri. Meski begitu, Ratu Julia Berenice I dari Khalkis dan Kilikia adalah salah satu ratu paling kuat pada masanya. Tidak heran dia sering disebut sebagai "Ratu Agung."

Meskipun cintanya dengan Kaisar Titus tak terwujud, Julia Berenice I tetap dikenang sebagai Ratu Yahudi yang kuat dan ambisius.

Kisah hidupnya yang penuh intrik politik dan cinta tragis menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan menjadi bukti bahwa wanita tangguh mampu mencapai banyak hal di dunia yang didominasi pria.

Warisan Julia Berenice I masih hidup hingga saat ini, dan kisahnya terus diceritakan kembali dalam berbagai bentuk seni dan literatur.

Dia adalah pengingat bahwa cinta dan ambisi dapat menjadi kekuatan yang kuat, dan bahwa bahkan di tengah pergolakan politik dan agama, wanita dapat mencapai hal-hal luar biasa.