Klaim Diri Sebagai Dewa, Kaisar Romawi Domitian Tewas dengan Memalukan

By Ade S, Minggu, 26 Mei 2024 | 20:03 WIB
Patung Kaisar Romawi Domitian di Museum Louvre, Paris, Prancis. Kisah tragis Domitian, Kaisar Romawi yang tewas secara memalukan setelah era penuh paranoid dan klaim sebagai dewa. (Unknown)

Awal Kepemimpinan Domitian

Sejak awal masa pemerintahannya, seperti dilansir dari World History, Domitian menunjukkan kemampuan sebagai seorang administrator yang handal dan ia tidak mengabaikan kesejahteraan rakyatnya. Sebelum keluarga Flavian berkuasa, banyak bagian dari kota Roma yang memerlukan pembangunan kembali, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kebakaran, kerusakan, dan ketidakpedulian kaisar-kaisar sebelumnya.

Domitian mengambil inisiatif untuk memulihkan bangunan-bangunan umum yang telah hancur, termasuk Capitol yang terbakar pada tahun 80 Masehi. Ia juga membangun kuil baru untuk Jupiter Pelindung, stadion baru, serta aula konser yang diperuntukkan bagi musisi dan penyair.

Karena tidak menyukai istana kekaisaran yang lama, ia membangun Istana Flavian baru di Bukit Palatine untuk kegiatan resmi, dan di bagian selatan, ia mendirikan Domus Augustana yang menjadi tempat berlangsungnya berbagai perjamuan dan penerimaan tamu.

Meskipun nilai moral pribadinya dipertanyakan, Domitian berupaya meningkatkan standar moralitas publik dengan melarang kastrasi pria, menegur senator yang terlibat dalam praktik homoseksualitas, dan menindak Vestal Virgins yang terbukti melakukan inses—salah satunya bahkan dihukum dengan dikubur hidup-hidup (kekasihnya juga dieksekusi).

Di awal masa pemerintahannya, Domitian dipandang sebagai sosok yang murah hati, memiliki kemampuan untuk menahan diri, memperhatikan teman-temannya, dan teliti dalam memberikan keadilan.

Domitian memiliki ketertarikan khusus terhadap permainan, terutama balap kereta, dan ia bahkan menambahkan dua faksi baru dalam balapan tersebut—Emas dan Ungu. Ia sangat menikmati hiburan publik dalam bentuk apa pun, khususnya yang melibatkan wanita dan kurcaci.

Selain itu, ia juga menyelenggarakan perburuan binatang buas dan kontes gladiator yang dilakukan di bawah cahaya obor, serta kompetisi yang mempertaruhkan nyawa antara pasukan infanteri dan kavaleri. Bahkan, ruang bawah tanah Colosseum—yang dibangun oleh ayahnya—dibanjiri air untuk digunakan sebagai arena pertempuran laut.

Domitian juga mendirikan sebuah festival musik, berkuda, dan senam yang diadakan setiap lima tahun sekali. Namun, biaya untuk semua hiburan ini pada akhirnya memberatkan keuangan pribadi Domitian dan juga keuangan kerajaan.

Meskipun tidak memiliki latar belakang militer seperti Vespasian dan Titus, Domitian menganggap dirinya setara dengan mereka dan sering mengirim pesan kepada jenderal-jenderal di medan perang dengan berbagai saran dan rekomendasi.

Dalam upaya untuk mendapatkan kredibilitas di mata tentara, ia memimpin sebuah kampanye militer yang berhasil ke Jerman pada tahun 83 Masehi untuk melawan suku Chatti. Atas "keberhasilannya" tersebut, ia mengklaim gelar Germanicus untuk dirinya sendiri.

Baca Juga: Julia Berenice I, Ratu Yahudi yang Urung Jadi Permaisuri Romawi karena Agama