Selidik Kartel Medellin, Organisasi Penyelundup Narkoba Milik Pablo Escobar

By Sysilia Tanhati, Senin, 1 Juli 2024 | 17:00 WIB
Di masa kejayaannya, Pablo Escobar membentuk Kartel Medellin. Kartel itu merupakan jaringan organisasi pemasok dan penyelundup obat-obatan terlarang di Kota Medellin. (National Police of Colombia/CC BY-SA 2.0)

Hal ini memicu pemerintah untuk meningkatkan tekanan pada Kolombia untuk menangkap gembongnya. “Yaitu Escobar dan anggota Kartel Medellin lainnya,” Serena menjelaskan.

Namun, meskipun ada perintah ekstradisi resmi dari Amerika Serikat, dan peningkatan kehadiran polisi Kolombia, Escobar berhasil menghindari penangkapan. Dia bersumpah untuk tidak pernah menyerah kepada Amerika Serikat atau siapa pun. Escobar pun terus menjalankan jaringannya dari dalam Kolombia.

Kehabisan pilihan, Drug Enforcement Administration yang baru dibentuk mengirim dua petugas, Javier Pena dan Steve Murphy, ke Kolombia. Mereka ditugaskan untuk membantu pemerintah Kolombia dalam menangkap Escobar dan mengekstradisinya ke AS.

Dalam sejarah dunia, Pablo Escobar dijuluki sebagai Raja Kokain. (Ghazi777755/CC BY-SA 4.0)

Dalam beberapa hari, Escobar memberikan AS$300.000 pada Pena dan Murphy. Kedua petugas tersebut segera diawasi oleh pihak berwenang setempat, tidak dapat bergerak di sekitar Medellin tanpa pengawasan.

Namun, hadiah tersebut mendorong organisasi lain untuk meningkatkan upaya pencarian mereka. Tak lama kemudian PEPES (People Persecuted by Pablo Escobar) dibentuk. Organisasi ini merupakan sebuah kelompok militan yang bertekad untuk membawa sang raja kokain ke pengadilan.

Pada tahun 1991, tampaknya keinginan mereka akan terkabul. Merasakan tekanan dari polisi, Los Pepes, dan kartel saingannya, Escobar akhirnya mengatur penyerahan dirinya. Namun, dia bertekad untuk tidak dipenjara seperti pengedar narkoba lainnya.

Sebaliknya, Escobar mengatur agar dirinya bisa menjalani bisnisnya di La Catedral. La Catedral adalah sebuah penjara mewah yang dirancang oleh Escobar. Penjara mewah itu terletak di atas bukit yang menghadap ke Medellin.

Pablo Escobar dapat melarikan diri dari La Catedral dalam waktu singkat dan kembali ke jalanan Medellin untuk memperdagangkan narkoba. Ia berusaha menghindari penangkapan.

Namun, tak lama kemudian, menghindari penangkapan mulai berdampak buruk pada Escobar. Escobar menjadi paranoid, beralih ke pembunuhan dan kekerasan lebih kejam dari sebelumnya, akhirnya membunuh dua sekutunya.

Tindakannya dengan cepat membuat orang-orang terdekatnya mulai menentangnya. Mereka mulai menelepon polisi dan meninggalkan informasi mengenai keberadaannya.

Akhirnya, satu hari setelah ulang tahunnya yang ke-44, Pablo Escobar dikalahkan. Ia melakukan kesalahan kecil yang akhirnya berakibat fatal. Rupanya, Escobar menelepon putranya, Juan Pablo Escobar. Polisi mampu melacak sinyal dan mengepung rumah. Ketika Escobar mencoba melarikan diri ke atap rumah, dia ditembak mati oleh pihak berwenang Kolombia. Beberapa saat kemudian, Pablo Escobar tewas.

Meski Escobar sudah tiada, Kartel Medellin masih jauh dari selesai. Jaringan distribusi mereka, yang termasuk salah satu yang paling efisien di dunia, masih digunakan. Kartel itu menyalurkan kokain dari kartel-kartel baru ke tempat-tempat seperti Sierra Leone, Barcelona, ​​dan Chicago.

Kematian Pablo Escobar menyebabkan bangkitnya Kartel Cali.

Kota Medellin, yang pernah dilanda kejahatan, mencatat sekitar 6.000 kasus pembunuhan per tahun.  Kota ini dipenuhi gedung pencakar langit dan apartemen bertingkat tinggi. Perekonomian membaik, masyarakat membuka diri terhadap budaya dan seni, serta menurunkan aktivitas geng.

Siksaan yang dialami Kartel Medellin mendorong kota tersebut menjadi lebih besar, lebih baik, dan lebih cepat dari sebelumnya. Meskipun kejahatan masih ada, penduduk kota mengeklaim bahwa kejahatan tersebut lebih kuat dari sebelumnya.