Nationalgeographic.co.id—Kertas ujian seorang sarjana Dinasti Ming yang tak bercacat telah menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Dengan 2.460 karakter yang ditulis dengan sangat rapi, kertas ini lebih sempurna daripada huruf cetak.
Kertas ini merupakan harta karun yang disimpan di Museum Qingzhou dan satu-satunya kertas ujian sarjana terbaik Dinasti Ming yang masih ada di negara ini.
Sarjana Zhao Bingzhong, sang penulis kertas ujian ini, menggunakan bahasa tajam untuk menganalisis kontradiksi sosial pada zamannya.
Ia mengusulkan serangkaian saran reformasi dengan fokus pada “menempatkan rakyat di depan.” Kertas ini bukan hanya tentang tulisan rapi, tetapi juga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kisah dan makna di balik kertas ujian sarjana Dinasti Ming yang mencuri perhatian dunia maya.
Kertas ujian yang sempurna
Kertas ujian seorang sarjana Dinasti Ming yang tak bercacat sedang menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Kertas ini, yang terdiri dari 2.460 karakter, ditulis dengan sangat rapi dan lebih sempurna daripada huruf cetak.
Kertas ujian sarjana terbaik dari Kaisar Wanli Dinasti Ming (1368-1644) merupakan harta karun yang disimpan di Museum Qingzhou. Ini adalah satu-satunya kertas ujian sarjana terbaik Dinasti Ming yang masih ada di negara ini. Karena itu, kertas ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Menurut para pekerja museum, selama Festival Perahu Naga tahun ini, jumlah pengunjung yang datang untuk melihat kertas ujian sarjana ini meningkat secara signifikan. Kertas ini telah memicu kagum dan kekaguman di dunia maya.
Melansir Global Times, banyak warganet mengungkapkan kekaguman mereka terhadap kertas ini. Ada yang berkomentar “Sangat mengesankan, tulisannya rapi dan sempurna, setiap kata terlihat seperti mutiara!”.
Ada pula yang berujar “Penampilan yang rapi adalah bonus; hanya sarjana terbaik yang bisa menulis begitu lihai.” Beberapa orang bahkan mencatat bahwa hanya dengan melihat karakter-karakter tanpa memahami isinya, kertas ini tetap layak mendapatkan peringkat tertinggi.
Baca Juga: Arkeolog Temukan 900 Artefak dari Kapal Dinasti Ming di Laut China Selatan, Ini Isinya
Sarjana brilian nan reformis
Lebih dari 400 tahun yang lalu, pada masa Dinasti Ming, seorang sarjana muda bernama Zhao Bingzhong (1574-1626) dengan percaya diri memasuki ruang ujian dan menyelesaikan kertas-kertas penting dalam hidupnya. Pada usia 25 tahun, Zhao berada di puncak masa mudanya.
Sarjana Zhao Bingzhong menggunakan bahasa yang tajam untuk menganalisis kontradiksi sosial pada zamannya, dan dia mengusulkan serangkaian saran reformasi dengan fokus pada “menempatkan rakyat di depan.”
Ketika Zhao mengikuti ujian istana pada tahun ke-26 masa pemerintahan Kaisar Wanli (1598), itu adalah tahun yang penuh gejolak, dengan perjuangan internal terkait posisi pewaris takhta dan konflik eksternal.
Ketika Kaisar Wanli membaca kertas-kertas Zhao yang luas, berbicara dengan lancar, dan penuh wawasan, dia langsung memberikan peringkat tertinggi padanya.
Setelah mempelajari kertas-kertas tersebut, seorang pengunjung berkomentar, “Jika ini diujikan dalam ujian masuk perguruan tinggi saat ini, pasti akan menjadi kertas dengan nilai sempurna, dengan nilai-nilai yang sangat luhur.”
Seberapa sulit menjadi sarjana terbaik pada masa lalu? Seorang sarjana di Dinasti Ming harus menempuh 10 tahun studi yang ketat, lulus ujian pra, provinsi, dan metropolis, dan kemudian bersaing dengan 300 pesaing terbaik selama ujian istana akhir yang dipimpin oleh kaisar.
Kurator Xu dari museum mengatakan kepada media setempat bahwa orang tua sering membawa anak-anak mereka ke museum untuk belajar dari kertas-kertas ujian Zhao setiap akhir semester akademik, dengan ribuan pengunjung setiap hari.
Hidup pada era kaiser tersohor
Seperti disebutkan sebelumnya, sarjana muda Zhao Bingzhong hidup pada era Kaisar Wanli. Kisah hidup dari kaisar ini sendiri tidak kalah menarik untuk disimak.
Kaisar Wanli (Hanzi: 万历, 1563-1620) adalah kaisar ke-13 dari Dinasti Ming yang memerintah dari tahun 1572 hingga 1620. Pemerintahannya adalah yang terpanjang di antara keenambelas kaisar Ming.
Baca Juga: Kenapa Dinasti Ming Pindahkan Ibu Kota Kekaisaran Tiongkok ke Beijing?
Meskipun dikenal sebagai salah satu kaisar yang menonjol dalam dinasti tersebut, seperti dilansir dari laman samurai-archives.com, masa pemerintahan Wanli juga menyaksikan banyak peristiwa penting.
Namun, Wanli lebih dikenal karena frustrasinya terhadap birokrasi dan ketidaknyamanannya dalam menjalankan tugas pemerintahan. Ia sering membiarkan petisi dan masalah menumpuk, bahkan hingga urusan pemerintahan atau kekaisaran terhenti tanpa terselesaikan.
Wanli hidup dalam lingkungan yang didominasi oleh ritual negara, kewajiban istana, dan pengaruh kuat para eunuk yang mengendalikan birokrasi. Meskipun sebagai kaisar, ia merasa tidak mampu mengurangi cengkeraman mereka atau benar-benar menggunakan kekuasaannya.
Sejarawan Ray Huang menggambarkan masa pemerintahan Wanli sebagai pergeseran kekuasaan dari monarki yang aktif dan terlibat pada awal Dinasti Ming menjadi birokrasi yang kuat dan mapan.
Birokrasi ini bahkan mungkin memerlukan kaisar yang netral, berfungsi sebagai simbol tanpa campur tangan dalam kerja birokrasi. Beberapa interpretasi menyebut frustrasi Wanli sebagai faktor yang melemahkan Dinasti Ming, yang akhirnya mengalami kejatuhan 24 tahun setelah kematian kaisar ini.
Selama masa pemerintahannya, terjadi peristiwa penting seperti kedatangan Yesuit Matteo Ricci di istana Beijing pada tahun 1582 dan invasi Korea oleh Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1590-an.