Pentingnya api dalam kepercayaan Yunani secara umum berguna sebagai simbol ilahi, media komunikasi dengan para dewa, hingga pengorbanan, tapi bagaimana dengan arti Prometheus bagi orang-orang Athena pada abad kelima SM?
Pada seperempat pertama abad kelima, orang Athena punya pengalaman terbaik dan terburuk dengan api.
Menjalani keseharian bergelut dengan invasi Persia, Prometheus menjadi sosok yang sangat 'bermanfaat untuk dipikirkan' bagi orang-orang Athena abad kelima SM.
Beberapa tahun menjelang Perang Persia pertama, Athena adalah sebuah kota yang makmur dan penuh ambisi.
Di bawah kekuasaan Peisistratus, Athena mulai menjalankan program pembangunan yang dilanjutkan oleh anak-anaknya pada paruh kedua abad keenam.
Sebuah Altar untuk Dua Belas Dewa juga dibangun Agora pada tahun 522, dan di seberangnya ada rumah pancuran kecil untuk mengalirkan air melalui pipa-pipa terakota dari jarak yang jauh kepada ratusan orang yang sekarang sering mengunjungi pasar.
Kuil Olympian Zeus yang monumental juga dibangun di tenggara Akronopolis (meskipun tidak pernah selesai), dirancang untuk menyaingi kuil-kuil besar yang dibangun pada waktu itu di Efesus, Miletus, dan di pulau Samos.
Pada awal abad kelima, pembangunan kuil di Akropolis untuk Athena menggunakan marmer Pentelikon, sementara patung Athena terbuat dari perunggu kolosal karya Pheidias.
Begitu besarnya patung itu sehingga tombak dan jambul helmnya dapat terlihat oleh mereka yang berlayar ke Athena dari Sounion.
Athena menjadi kota yang makmur dan canggih adalah bukti kehidupan yang dibawa oleh Prometheus.
Segala keagungan budaya Athena kemudian diluluhlantakkan oleh Persia pada tahun 480/479.
Baca Juga: Mitologi Yunani: 4 Hukuman Tersadis Zeus, Prometheus Paling Menderita