Ketika Penaklukan Konstantinopel oleh Kekaisaran Ottoman Ubah Sejarah

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 10:00 WIB
Pada tahun 1453, Kekaisaran Ottoman mengubah sejarah dunia. Pasukan Sultan Mehmed II yang tangguh mengakhiri lebih dari seribu tahun sejarah Bizantium dengan jatuhnya Konstantinopel. (Via Museé des Augustins)

Meriam itu terdiri dari dua bagian dan harus dibongkar untuk diisi ulang. Sejumlah besar bubuk mesiu dimasukkan ke bagian belakang. Sementara itu, bola granit seberat setengah ton ditempatkan di bagian depan sebelum disekrup kembali.

Meriam itu diposisikan di atas panggung lumpur, potongan kayu dijepit di samping sisi meriam untuk menciptakan stabilitas. Sumbu dinyalakan dan yang terjadi selanjutnya adalah ledakan memekakkan telinga.

Ledakan itu melemparkan bola meriam besar ke tembok Konstantinopel. Tidak hanya menyebabkan kehancuran besar pada benteng yang dihantamnya, tetapi juga menghancurkan moral para pembela.

Hentakan yang sangat besar bahkan menghancurkan beberapa operatornya sendiri. Panas yang keluar dari meriam setelah ditembakkan begitu panas. Maka tidak heran jika meriam tersebut menjadi terlalu panas dan harus dilumuri minyak zaitun hangat. Tujuannya adalah untuk mencegah udara dingin memecahkan laras.

Meriam Basilic harus didinginkan sebelum tugas berat untuk mengisi senjata dimulai lagi. Seluruh proses yang berlarut-larut itu sangat lambat.

Meriam itu hanya dapat melepaskan antara tiga dan tujuh tembakan sehari. Hal tersebut memungkinkan para pembela untuk melakukan perbaikan penting pada dinding di antara tembakan.

Meski begitu, meriam yang lebih kecil dapat menembak sekitar 100 kali sehari, yang menghancurkan pertahanan Konstantinopel.

Panggilan ke Barat

Meskipun kalah jumlah dan persenjataan, para pembela melakukan perlawanan yang putus asa. Mereka menangkis beberapa serangan terhadap dinding, menghalangi musuh dengan pelempar batu dan beberapa meriam. Sebagian penjaga tembok bahkan melakukan beberapa serangan mendadak terhadap pengepungan pasukan Kekaisaran Ottoman.

Pada malam hari, tim pekerja berangkat untuk memperbaiki dinding yang rusak. Meskipun berusaha keras, tanpa bantuan dari luar, Konstantinopel hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat.

Sebelum pengepungan, Kaisar Konstantinus telah mengirimkan permohonan bantuan kepada para penguasa Kristen di Barat. Permohonan kaisar kepada Paus tidak membuahkan hasil. Pasalnya Konstantinus meremehkan pengaruh pemimpin gereja terhadap kekuatan Barat.

Baca Juga: Byzas, Pendiri Bizantium yang Diceritakan dalam Mitologi Yunani