Ketika Penaklukan Konstantinopel oleh Kekaisaran Ottoman Ubah Sejarah

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 10:00 WIB
Pada tahun 1453, Kekaisaran Ottoman mengubah sejarah dunia. Pasukan Sultan Mehmed II yang tangguh mengakhiri lebih dari seribu tahun sejarah Bizantium dengan jatuhnya Konstantinopel. (Via Museé des Augustins)

Beberapa pelaut ditangkap oleh Ottoman dan ditusuk atas perintah Mehmed di hadapan orang-orang yang terkepung. Bizantium menanggapi dengan mengeksekusi 260 tahanan Ottoman di atas tembok kota.

Kota itu tidak hanya terputus dari pasokan, tetapi para pembela kini harus membagi pasukannya. Pembela Bizantium harus mengirim orang untuk mempertahankan tembok laut di sepanjang Tanduk Emas.

Upaya terakhir pasukan Kekaisaran Ottoman

Pada hari-hari berikutnya, Ottoman melakukan beberapa upaya lagi untuk menyerbu berbagai celah yang dibuat oleh meriam. Tapi semuanya berhasil dipukul mundur. Enam minggu setelah pemboman, meriam Basilic akhirnya menyerah pada desainnya yang cacat dan meledak sendiri.

Beberapa serangan angkatan laut juga dilakukan di Rantai Besar, tetapi sekali lagi berhasil dipukul mundur. Ada juga sejumlah upaya yang dilakukan untuk meruntuhkan tembok tersebut.

Namun, lagi-lagi upaya tersebut gagal karena berbagai tindakan balasan dari Bizantium. Pasukan Bizantium membanjiri tambang, menggali ranjau penangkal, dan membakar para penambang dengan menggunakan Api Yunani. Mereka bahkan melakukan pertarungan jarak dekat yang sengit di terowongan yang sempit.

Pada tanggal 21 Mei, Mehmed mengirim satu delegasi terakhir ke Kaisara Konstantinus XI. Ia menawarkan kaisar dan rakyatnya perjalanan yang aman ke Morea, di mana ia akan mengakui kaisar sebagai gubernur Peloponnesus.

Mereka yang memilih untuk tetap tinggal di kota tersebut akan dijamin keselamatannya. Namun, tawaran tersebut ditolak. Jika Mehmed menginginkan kota tersebut, ia harus merebutnya dengan paksa.

Sultan tersebut memanggil dewan perang lainnya dan berdasarkan rumor tentang kekuatan Barat yang datang untuk membantu. Beberapa penasihatnya merekomendasikan agar ia menghentikan pengepungan.

Sementara yang lain merekomendasikan agar Mehmed terus maju karena pertahanan dan garnisun Konstantinopel telah melemah. Maka, kejatuhan kota tersebut sudah di depan mata.

Mehmed memutuskan untuk mengerahkan seluruh kekuatannya dalam serangan terakhir ke tembok kota.

Kejatuhan seorang kaisar, sebuah kota, dan akhir dari Kekaisaran Bizantium

Pada tanggal 29 Mei, tepat setelah tengah malam, Mehmed melancarkan serangan terakhir terhadap pertahanan Konstantinopel. “Kota itu diserang dari darat dan laut, sehingga para pembelanya kewalahan dan harus bertahan di kedua sisi,” ungkap Plessis.

Serangan darat dimulai dengan rentetan tembakan meriam yang menerangi langit yang gelap. Serangan pertama dilakukan oleh wajib militer milik sultan, diikuti oleh beberapa gelombang pasukan. Sementara angkatan laut berusaha memanjat tembok laut dengan tangga. Serangan ini sangat dahsyat dan merugikan kedua belah pihak.

Serangan baru berhenti ketika Mehmed memerintahkan pasukannya untuk mundur tepat sebelum fajar.

Pengeboman artileri lainnya terjadi sebelum Mehmed memerintahkan serangan terakhir terhadap tembok. Kali ini serangan dipimpin oleh pasukan elit Janissari dan resimen istana. Hal yang terjadi selanjutnya adalah pertempuran klimaks untuk merebut Konstantinopel itu sendiri.

Sayangnya, beberapa pembela bertempur dengan gagah berani tetapi tidak dapat menahan jumlah musuh yang sangat banyak. Tembok berhasil ditembus dan pasukan Kekaisaran Ottoman berhasil menyerbu ke dalam kota.

Legenda mengatakan bahwa Kaisar Konstantinus XI membuang tanda kebesaran kekaisarannya dan dengan berani menyerang Ottoman. Jasadnya tidak pernah ditemukan hingga kini.

Kejatuhan Konstantinopel yang mengubah sejarah dunia

Jatuhnya Konstantinopel memiliki konsekuensi yang mendalam dan luas bagi sejarah dunia. Dampak langsungnya adalah berakhirnya Kekaisaran Bizantium, kekaisaran yang bertahan selama lebih dari 1.000 tahun.

Dengan jatuhnya Bizantium, banyak sarjana dan seniman melarikan diri ke Barat. Mereka membawa serta ide dan filosofi, serta manuskrip yang tak terhitung jumlahnya yang berisi pengetahuan Klasik.

Apa yang mereka bawa memiliki pengaruh besar pada ide dan tradisi intelektual Barat. Pada akhirnya, semua itu membuka jalan bagi Renaisans Italia.

Hal itu juga berdampak besar pada ekonomi dunia karena berakhirnya Kekaisaran Bizantium menyebabkan pergeseran rute perdagangan yang ada. Konstantinopel mengendalikan rute perdagangan utama, termasuk Jalur Sutra yang terkenal.

Namun, dengan jatuhnya kota tersebut, kekuatan Barat mencari rute alternatif ke timur. Hal ini mengarah pada Zaman Eksplorasi dan penemuan Dunia Baru.

Jatuhnya Konstantinopel juga menandai dimulainya dominasi Kekaisaran Ottoman di wilayah tersebut dan ancamannya terhadap Eropa.