Tiongkok Denda Perusak Lingkungan dengan Kredit 'Blue Carbon', Efektifkah?

By Ade S, Jumat, 6 September 2024 | 08:03 WIB
China coba inovasi baru: denda perusak lingkungan dengan kredit 'blue carbon'. Efektifkah? Cari tahu pro dan kontra pendekatan unik ini. (Donny Fernando)

Verra, salah satu lembaga verifikasi proyek karbon terbesar di dunia, juga memiliki pandangan yang berbeda. Verra belum memasukkan kerang dalam metodologi penghitungan karbon birunya karena masih banyak ketidakpastian mengenai kemampuan kerang dalam menyimpan karbon secara jangka panjang.

"Kami belum sepenuhnya mengecualikan kelp dari pertimbangan," kata Erdem Koch, manajer hubungan media senior Verra.

“Namun, hingga saat ini, masih banyak ketidakpastian dari komunitas ilmiah tentang keberlanjutan jangka panjang karbon kelp. Penelitian tampaknya menunjukkan bahwa kelp memiliki tingkat pergantian yang tinggi, dan kami tidak mungkin mengkreditkan aktivitas kelp sampai ada lebih banyak kepastian tentang manfaat karbon bersihnya."

Bukan 'free pass' untuk lolos dari jerat hukum

Sejak Tiongkok memperkenalkan standar akuntansi untuk karbon biru, sebuah tren menarik mulai terlihat di pengadilan-pengadilan di negara tersebut. Pelaku kejahatan lingkungan, terutama yang terkait dengan kerusakan ekosistem laut, kini sering dihadapkan pada opsi baru: membeli kredit karbon biru.

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus hukum yang melibatkan karbon biru di Tiongkok mengalami peningkatan signifikan sejak tahun 2022.

Para pelaku kejahatan lingkungan seperti penangkapan ikan ilegal dan perusakan habitat laut, kini sering diharuskan untuk membeli kredit karbon biru sebagai bagian dari hukuman mereka.

Menariknya, dalam beberapa kasus, jenis karbon biru yang digunakan sebagai kompensasi cukup beragam. Mulai dari penanaman mangrove hingga budidaya kerang dan rumput laut. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan konsep karbon biru di pengadilan.

Namun, perlu ditekankan bahwa pembelian kredit karbon biru bukanlah "free pass" bagi para pelaku kejahatan lingkungan. Hukuman utama seperti denda dan bahkan penjara tetap berlaku. Pembelian kredit karbon biru lebih berfungsi sebagai bentuk kompensasi tambahan untuk kerusakan lingkungan yang telah dilakukan.

Profesor Liu Chao adalah dekan hukum di Universitas Huaqiao. Dalam sebuah makalah akademis, ia mengatakan bahwa menjatuhkan hukuman kepada pelaku untuk membeli kredit karbon laut sebagai bentuk perbaikan alternatif adalah pendekatan inovatif dalam wewenang diskresi pengadilan.

Cao Caidan adalah mitra di Yuanda Tiongkok Law Offices di Shanghai. Dia mengatakan kepada Dialogue Earth bahwa mengeksplorasi penggunaan pembelian kredit karbon, alih-alih hanya menjatuhkan denda pidana, merupakan peningkatan dalam praktik peradilan.

Baca Juga: Kunci Pengurangan Karbon Pesisir Ada di Tangan Masyarakat dan Mangrove