Apa Itu 'Blue Carbon'? Benarkah Lebih 'Sakti' dari 'Green Carbon'?

By Ade S, Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:03 WIB
Apa itu blue carbon? Benarkah lebih efektif serap karbon dibanding green carbon? Temukan jawabannya melalui artikel berikut ini. (freepik.com/author/wirestock)

Salah satu peran paling penting dari padang lamun adalah sebagai penyerap karbon yang sangat efisien. Karbon yang diserap oleh lamun akan tersimpan dalam sedimen di bawahnya, membentuk lapisan tebal yang dapat mencapai kedalaman hingga empat meter.

Meskipun padang lamun hanya mencakup sebagian kecil dari luas lautan, yaitu kurang dari 0,2%, namun ekosistem ini mampu menyerap sekitar 10% karbon yang terkubur dalam sedimen laut setiap tahunnya, setara dengan 27,4 teragram karbon per tahun.

Kapasitas penyimpanan karbon padang lamun ini jauh lebih tinggi dibandingkan hutan darat, bahkan hingga dua kali lipat per hektarnya. Total cadangan karbon organik dalam ekosistem padang lamun global diperkirakan mencapai angka yang sangat mengagumkan, yaitu 19,9 miliar metrik ton.

Selain sebagai penyerap karbon yang handal, padang lamun juga memiliki berbagai fungsi ekologis lainnya. Sistem akar lamun yang padat berfungsi seperti filter alami, menyaring sedimen dan nutrisi berlebih dari air laut. Hal ini membantu menjaga kualitas air tetap bersih dan mendukung pertumbuhan terumbu karang serta berbagai biota laut lainnya.

Padang lamun juga berperan penting dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang pasang, dan badai. Akar lamun yang kuat mampu mengikat sedimen dasar laut, sehingga mengurangi dampak gelombang dan arus terhadap garis pantai.

Sayangnya, ekosistem padang lamun saat ini tengah menghadapi ancaman yang serius. Berbagai aktivitas manusia seperti pembangunan pesisir, pencemaran, dan perubahan iklim telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada padang lamun di seluruh dunia.

Degradasi kualitas air akibat sedimentasi dan eutrofikasi merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup padang lamun. Akibatnya, sekitar 29% padang lamun di dunia telah hilang, dan laju kerusakannya terus meningkat setiap tahunnya.

Mengapa ekosistem pesisir dan laut penting untuk mitigasi perubahan iklim?

Ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, padang lamun, dan rawa pasang surut, telah lama dikenal sebagai pertahanan alami yang luar biasa. Namun, peran krusial mereka dalam mengurangi perubahan iklim sering kali diabaikan. Sistem ekologi ini memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan lautan pada tingkat yang jauh melebihi hutan daratan.

Karbon yang diserap oleh ekosistem pesisir ini kemudian disimpan dalam jumlah besar, baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Di atas permukaan, karbon disimpan dalam biomassa tanaman seperti batang, akar, dan daun.

Namun, sebagian besar karbon sebenarnya disimpan di bawah permukaan, terikat dalam tanah organik yang kaya karbon. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hingga 99% karbon biru yang tersimpan dalam ekosistem seperti bakau dan rawa pasang surut disimpan di lapisan tanah, bahkan sedalam enam meter.

Baca Juga: Mengenal (Ulang) Blue Carbon, Benteng Tersembunyi Melawan Perubahan Iklim