Kaisar Api dan Kaisar Kuning, Benarkah Mereka Pencipta Peradaban Tiongkok?

By Sysilia Tanhati, Kamis, 24 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Kaisar Api dan Kaisar Kuning dipercaya sebagai nenek moyang Peradaban Tiongkok. (Windmemories/CC BY-SA 4.0)

Ada yang berpendapat bahwa gelar Yandi diberikan kepada Shennong secara anumerta. Tetapi di sisi lain, tampaknya ada konsensus bahwa keduanya adalah satu kesatuan.

Keduanya cenderung disamakan karena penemuan dan pencapaian yang dikaitkan dengan mereka. Misalnya, keduanya dikaitkan dengan diperkenalkannya api sebagai teknik pembukaan lahan dalam pertanian Tiongkok.

Akan tetapi, ada jalan tengah dalam perdebatan ini yang menyatakan bahwa ada lebih dari satu Kaisar Api. Hal ini menunjukkan bahwa ada suksesi Kaisar Api dengan Shennong sebagai yang pertama. Hingga Yandi terakhir menemui kekalahan di tangan Kaisar Kuning.

Jika ada lebih dari satu Yandi, Kaisar Api terakhir mengakhiri kekuasaannya dalam pertempuran ketiga dari serangkaian tiga pertempuran. Dikenal sebagai Pertempuran Banquan, ini adalah pertempuran pertama dalam sejarah Tiongkok.

Pertempuran tersebut dicatat dalam Record of the Grand Historian karya Sima Qian. Pertempuran ini dianggap sebagai pembentukan Suku Huaxia, yang merupakan dasar Peradaban Tiongkok Han.

Setelah tiga pertempuran besar, Yandi kalah dalam pertempuran dan menyerahkan kepemimpinan kepada Kaisar Kuning. Suku Youxiong dan Shennong kemudian bersekutu, membentuk Suku Yanhuang.

Di bawah kepemimpinan Kaisar Kuning, pasukan gabungan yang baru berperang dengan Chi You dalam Pertempuran Zhuolu. Setelah keluar dari pertempuran ini sebagai pemenang, Suku Yanhuang membangun dominasi budaya dan politik mereka di Tiongkok kuno.

Huangdi, Kaisar Kuning: leluhur bersama orang Tiongkok

Huangdi, atau Kaisar Kuning, adalah dewa di Tiongkok sekaligus salah satu Kaisar Tiongkok legendaris dan pahlawan budaya. Masa pemerintahan Huangdi yang diterima secara luas adalah 2697 hingga 2597 SM, atau 2698 hingga 2598 SM. Ia disebut sebagai pencetus negara terpusat setelah mengalahkan Yandi dan mengonsolidasikan Suku Yanhuang.

Huangdi kini secara luas dianggap sebagai Bapak Peradaban Tiongkok dan sebagai leluhur semua orang Tiongkok. Ia juga dipandang sebagai penguasa kosmik dan pelindung seni esoterik dengan sejumlah besar teks yang dikaitkan dengannya. “Termasuk risalah politik,” tambah Parkes.

Tidak seperti Yandi, Huangdi lebih dipandang sebagai tokoh sejarah daripada tokoh mitologi. Karena itu, Record of the Grand Historian karya Sima Qian dimulai dengan Kaisar Kuning. Sima Qian hanya membahas secara singkat tentang para pendahulunya.

Baca Juga: Kuil Gantung, Keajaiban Arsitektur Tiongkok yang Dibangun di Tebing