Benarkah Burung Unta Mengubur Kepalanya ke Dalam Tanah untuk Bersembunyi?

By Ade S, Rabu, 23 Oktober 2024 | 12:03 WIB
Mitos burung unta yang menyembunyikan kepala di pasir sudah sering kita dengar. Benarkah demikian? Ungkap fakta sebenarnya di balik mitos ini! (freepik.com/byrdyak)

Seorang ensiklopedis sejati, Pliny memiliki hasrat yang tak terpuaskan untuk menggali segala pengetahuan yang ada di dunia. Cucu lelakinya, Pliny the Younger, dalam tulisannya menggambarkan sosok kakeknya sebagai seorang pekerja keras yang tak kenal lelah.

Hari-harinya dimulai jauh sebelum fajar, dan setiap buku yang ia baca akan disarikan secara teliti. Begitu besarnya minat Pliny terhadap ilmu pengetahuan, hingga ia bahkan menganggap waktu yang tidak digunakan untuk belajar sebagai waktu yang terbuang sia-sia.

Tahun 79 Masehi menjadi saksi bisu atas salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah peradaban manusia. Gunung Vesuvius, gunung berapi yang selama ini tampak tenang, tiba-tiba meletus dengan dahsyatnya, memuntahkan lahar panas dan abu vulkanik yang menyelimuti kota Pompeii dan sekitarnya.

Tragedi ini mengakibatkan ribuan nyawa melayang dan sebuah peradaban yang makmur terkubur dalam seketika.

Di tengah kepanikan massal yang terjadi, terdapat seorang tokoh yang tindakannya begitu kontras dengan upaya masyarakat untuk menyelamatkan diri.

Salinan Naturalis Historia dicetak oleh Johannes Alvisius pada tahun 1499 di Venesia, Italia. (Bjoertvedt via Wikipedia)

Dialah Pliny, seorang penulis dan pejabat Romawi yang hidup pada masa itu. Alih-alih melarikan diri dari zona bahaya seperti kebanyakan orang, Pliny justru memutuskan untuk mendekati gunung berapi yang sedang meletus.

Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia ingin menyaksikan langsung kekuatan alam yang dahsyat itu dan sekaligus menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam bencana. Pliny tewas dalam usahanya tersebut.

Kepahlawanan Pliny dalam menghadapi bencana Vesuvius telah menginspirasi banyak orang selama berabad-abad. Untuk menghormati dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, letusan gunung berapi yang sangat dahsyat, seperti letusan Krakatau, kini disebut sebagai letusan "ultra-plinian".

Sebelum kematiannya, Pliny sempet menuntaskan sebuah karya monumental: Natural History. Karya ensiklopedis ini, yang terdiri dari 37 buku, merupakan upaya ambisius untuk menyusun kompilasi pengetahuan paling komprehensif di dunia Romawi Kuno.

Dalam Natural History, Pliny dengan tekun merangkum sekitar 20.000 topik yang beragam, mulai dari astronomi hingga zoologi, dari geografi hingga pengobatan.

Baca Juga: Ornamen Kulit Telur Burung Unta Singkap Jaringan Sosial Kuno di Afrika