Beragam Mitos tentang Hujan, dari Bau Hujan hingga Penggunaan Ponsel

By Ade S, Selasa, 5 November 2024 | 16:03 WIB
Pernah dengar mitos kalau petir selalu menyambar tempat tertinggi? Simak fakta sebenarnya dan mitos-mitos lain tentang hujan yang sering kita dengar. (Joel/Pixabay)

Akibatnya, semakin besar benda dan semakin cepat gerakannya, semakin besar pula gaya gesek yang dialaminya.

Berdasarkan hukum Stokes, kita dapat menyimpulkan bahwa tetesan hujan yang lebih besar akan mengalami gaya gesek yang lebih besar dibandingkan dengan tetesan hujan yang lebih kecil.

Akibatnya, tetesan hujan yang lebih besar cenderung menjadi lebih pipih atau bahkan pecah menjadi tetesan yang lebih kecil selama perjalanannya.

Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa tetesan hujan berbentuk air mata dapat ada, tetapi tidak semua tetesan hujan berbentuk air mata

3) Petir tidak akan menghantam tempat yang sama

Jika Anda perhatikan dengan seksama, bentuk kilat tidaklah lurus sempurna. Sebaliknya, ia sering kali memiliki jalur yang berkelok-kelok dan bergerigi. Hal ini terjadi karena medan listrik di atmosfer tidak homogen. Udara di sekitar kita mengandung partikel-partikel bermuatan listrik yang distribusi dan konsentrasinya tidak merata.

Akibatnya, kilat cenderung mencari jalur dengan hambatan listrik paling rendah untuk mencapai tanah. Jalur ini tidak selalu merupakan garis lurus menuju titik tertinggi, melainkan dapat mengikuti jalur yang lebih kompleks.

Meskipun jalur kilat tidak selalu lurus dan menuju titik tertinggi, namun objek-objek tinggi memang memiliki peluang lebih besar untuk tersambar. Hal ini disebabkan oleh prinsip dasar listrik, yaitu muatan listrik cenderung berkumpul di ujung-ujung konduktor.

Gedung pencakar langit, menara telekomunikasi, dan pohon tinggi merupakan contoh objek yang rentan tersambar petir karena mereka menjulang tinggi dan menjadi titik fokus bagi muatan listrik di atmosfer.

Namun, perlu diingat bahwa kemungkinan disambar petir tidak hanya ditentukan oleh ketinggian suatu objek. Faktor-faktor lain seperti konduktivitas material, kondisi cuaca, dan medan listrik lokal juga ikut berperan.

Misalnya, sebuah gedung pencakar langit yang dilengkapi dengan sistem penangkal petir akan memiliki risiko tersambar yang lebih rendah dibandingkan dengan gedung yang tidak memiliki perlindungan tersebut.

Baca Juga: Selidik Kota Hujan, Meteorolog Ungkap Kenapa Bogor Kerap Diguyur Hujan