Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri Gara-gara Negeri Laskar Pelangi

By Ade S, Rabu, 6 November 2024 | 18:03 WIB
Pantai Tanjung Tinggi di Belitung yang menjadi latar film Laskar Pelangi. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Hasilnya? Batu satam yang sekarang sudah sangat terkenal! Sebuah cerita yang kemudian membuat batu satam dianggap sebagai “hadiah” dari langit bagi masyarakat Belitung.

Sebagai informasi, tahun 2021 menjadi tonggak sejarah bagi Belitung. Pulau cantik ini resmi diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu Geopark Global, bergabung dengan jajaran geopark terbaik dunia.

Keberagaman alam Belitung yang luar biasa membuat UNESCO terpukau. Mulai dari bebatuan unik, lanskap memukau, hingga proses geologis yang langka, semuanya terpadu dalam satu kawasan.

Selain itu, kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati yang masih terjaga, seperti ikan toman, tarsius, dan berbagai tanaman obat, semakin memperkuat pesona Belitung.

Dua titik menarik yang akan saya kunjungi keesokan hari, yaitu Tanjung Kelayang dan Bukit Peramun (dengan Tarsius sebagai penghuninya) merupakan bagian dari keelokan Geopark Belitung.

Sengatan matahari belum mengendur ketika saya dan rombongan bergeser menuju Belitong Island Ceramic Art (BICA). Sebuah komunitas yang menghasilkan kerajinan keramik, yang belakangan menjadi salah satu pilihan oleh-oleh dari tanah Belitung.

Komunitas yang mampu membuat hiasan berupa guci, vas bunga, piring, hingga pernak-pernik seperti bros, gelang, serta kalung ini hadir untuk memanfaatkan potensi alam tanah Belitung berupa tanah liat, pasir kuarsa, dan kaolin.

Khusus unsur yang terakhir, sebuah kajian tekno ekonomi yang dipublikasikan oleh Balai Besar Keramik menunjukkan bahwa kaolin Belitung memiliki potensi untuk menekan impor tanah liat dalam produksi papan semen.

Ketut Jaman, salah seorang peserta Familiarization Trip Belitung Discovery asal bali sedang melukis gerabah di Belitong Island Ceramic Art (BICA). (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Di tempat ini, saya dan para peserta Familiarization Trip Belitung Discovery turut diberi kesempatan untuk melukis gerabah, yang merupakan tahapan awal dalam proses pembuatan keramik.

Sebelum matahari terbenam, rombongan sudah bergeser menuju Desa Perpat. Usai mendapat sambutan hangat dari komunitas lokal yang mengelola agrowisata di wilayah tersebut, kami segera beranjak menuju Gunung Kubing.

Gunung Kubing sendiri menawarkan pengalaman petualangan yang menyegarkan. Dengan ketinggian 325 meter di atas permukaan laut, gunung ini menyuguhkan panorama alam yang memukau. Hutan lebat yang mengelilingi Gunung Kubing menciptakan suasana sejuk dan asri.