Nationalgeographic.co.id—Terkubur di dasar lautan, kapal-kapal kuno menyimpan ribuan cerita tentang peradaban masa lalu.
Lebih dari sekadar bongkahan kayu dan logam yang lapuk, mereka adalah kapsul waktu yang mengungkap rahasia perdagangan, teknologi maritim, bahkan kepercayaan spiritual dari zaman yang telah lama berlalu.
Live Science menyusun 32 kapal yang penemuannya dianggap memberikan dampak besar bagi dunia. Tujuh di antaranya akan dipaparkan di bawah ini.
Mulai dari kano kecil yang lincah hingga kapal laut raksasa yang menguasai samudra, setiap penemuan ini menghadirkan potongan puzzle yang melengkapi pemahaman kita tentang sejarah manusia.
Bangkai kapal Marsala Punic
Ditemukan secara tidak sengaja oleh sebuah kapal keruk di perairan dekat kota Marsala, Sisilia, sekitar tahun 1969, bangkai kapal Marsala Punic telah membuka tabir misteri kehidupan maritim di masa lalu.
Terkubur di dasar laut selama lebih dari 2.300 tahun, kapal dagang milik bangsa Kartago ini terpelihara dengan sangat baik, menjadikannya salah satu penemuan arkeologi bawah laut paling signifikan di abad ke-20.
Bangsa Kartago, yang berpusat di wilayah yang kini dikenal sebagai Tunisia, merupakan kekuatan maritim yang disegani di Mediterania pada masa kuno. Mereka terlibat dalam serangkaian perang sengit melawan Republik Romawi, yang pada akhirnya mengarah pada kehancuran Kartago.
Kapal Marsala Punic, dengan panjang sekitar 35 meter, merupakan saksi bisu dari kejayaan maritim bangsa ini dan memberikan wawasan berharga tentang teknologi perkapalan serta kehidupan sehari-hari pelaut Kartago.
Meskipun tidak ditemukan banyak artefak dalam jumlah besar, beberapa temuan penting berhasil diangkat dari bangkai kapal. Di antaranya adalah ujung tombak, jangkar, dan batu pemberat.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kisah Mencekam Paus Sperma yang Menginspirasi Moby Dick
Kapal Nemi
Di kedalaman Danau Nemi, Italia, terdapat sisa-sisa dua kapal raksasa yang dibangun atas perintah salah satu kaisar Romawi paling kontroversial, Caligula. Berkuasa hanya selama sekitar empat tahun (37-41 M), Caligula dikenal dengan kekejaman dan kemewahannya yang ekstrem.
Kapal-kapal Nemi, seperti yang dideskripsikan oleh John McManamon dalam bukunya From Caligula to the Nazis: The Nemi Ships in Diana's Sanctuary, adalah salah satu manifestasi nyata dari kemewahan dan keingintahuan sang kaisar.
Fungsi sebenarnya dari kapal-kapal ini masih menjadi teka-teki bagi para sejarawan dan arkeolog. Meskipun Danau Nemi memiliki kuil yang didedikasikan untuk Diana, dewi perburuan dalam mitologi Romawi, hubungan antara kuil ini dan kapal-kapal mewah tersebut belum dapat dipastikan.
Apakah kapal-kapal ini digunakan untuk upacara keagamaan, pesta pora yang megah, atau mungkin kombinasi keduanya? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menjadi bahan perdebatan di kalangan para ahli.
Sayangnya, kita tidak dapat menyaksikan langsung kemegahan kapal-kapal Nemi ini. Kedua kapal tersebut, yang dibangun dengan teknologi dan material terbaik pada masanya, mengalami nasib tragis selama Perang Dunia II.
Bangkai kapal Peristera
Terbenam di kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan Laut Aegean, dekat Pulau Peristera, terbaring sebuah saksi bisu peradaban kuno yang begitu megah. Bangkai kapal Peristera, dengan usia diperkirakan mencapai 2.400 tahun, menyimpan misteri dan keajaiban yang tak ternilai.
Kapal Peristera, dengan muatannya yang luar biasa berat, memberikan gambaran jelas tentang kemampuan maritim dan perdagangan yang telah berkembang pesat pada zaman Yunani Kuno.
Baca Juga: Nyaris Tewas, Apa Jadinya Bila Alfred Russel Wallace Kapok Menjelajah?
Menurut penelitian mendalam Fredrik Søreide yang tertuang dalam buku Ships from the Depths: Deepwater Archaeology, kapal ini diperkirakan membawa sekitar 4.000 amfora. Masing-masing amfora ini memiliki berat yang sangat signifikan, berkisar antara 28 hingga 37 kilogram.
Kano Pesse
Dalam sebuah proyek pembangunan jalan tol pada tahun 1955, dekat desa Pesse di Belanda, terungkaplah sebuah penemuan arkeologi yang menghebohkan dunia. Terkubur di bawah lapisan tanah selama ribuan tahun, para pekerja menemukan sebuah perahu kuno yang kemudian dikenal sebagai Kano Pesse.
Berkat teknik penanggalan karbon, para ahli memperkirakan bahwa perahu ini dibuat sekitar 10.000 tahun yang lalu, menempatkannya pada periode Mesolitikum awal. Usia yang sangat tua ini menjadikan Kano Pesse sebagai perahu tertua di dunia yang masih terlestarikan hingga saat ini, menurut catatan Museum Drents.
Dengan panjang mencapai 3 meter dan lebar 44 sentimeter, perahu ini merupakan sebuah karya teknik yang mengagumkan dari zaman prasejarah. Dibuat dari batang pohon pinus yang diukir dengan cermat menggunakan kapak batu, Kano Pesse memberikan gambaran yang jelas tentang keterampilan dan pengetahuan nenek moyang kita dalam mengolah kayu.
Untuk memastikan bahwa objek yang ditemukan ini memang berfungsi sebagai alat transportasi air, para arkeolog kemudian membuat replika Kano Pesse. Melalui uji coba di atas air, mereka berhasil membuktikan bahwa perahu kuno ini mampu mengapung dan bahkan dapat digunakan untuk mengarungi perairan.
Kapal karam Antikythera
Di dasar Laut Aegean, dekat pulau terpencil Antikythera, Yunani, terletak sebuah misteri yang telah memukau para arkeolog dan ilmuwan selama lebih dari seabad.
Pada tahun 1901, sebuah kapal karam Romawi yang diperkirakan berusia sekitar 2.000 tahun, atau tepatnya berasal dari abad ke-1 Sebelum Masehi, ditemukan secara tidak sengaja oleh penyelam spons.
Baca Juga: Belenggu Kaki hingga Cambuk di Kapal Budak yang Penuh Kekejian
Kapal ini, yang kemudian dikenal sebagai kapal karam Antikythera, menyimpan harta karun yang tak ternilai harganya, bukan hanya berupa emas atau permata, melainkan sebuah jendela ke masa lalu yang jauh lebih canggih dari yang kita bayangkan.
Di antara reruntuhan kapal yang sudah lapuk, para penyelam menemukan berbagai artefak menakjubkan. Patung-patung marmer yang indah, perhiasan berkilau, dan koin kuno menghiasi dasar laut.
Namun, penemuan yang paling menggemparkan adalah sebuah perangkat misterius yang tersimpan dalam sebuah kotak kayu. Perangkat ini, yang kemudian dikenal sebagai Mekanisme Antikythera, awalnya dianggap sebagai sekumpulan roda gigi yang tidak berarti. Namun, setelah diteliti lebih lanjut oleh para ahli, mekanisme ini terungkap sebagai sebuah keajaiban teknik kuno.
Mekanisme Antikythera, yang seringkali disebut sebagai "komputer analog pertama di dunia," adalah sebuah perangkat yang sangat kompleks untuk ukuran zamannya.
Dengan menggunakan serangkaian roda gigi perunggu yang saling terkait, mekanisme ini dapat menghitung dan memprediksi berbagai fenomena astronomi dengan tingkat akurasi yang mengagumkan.
Para ilmuwan modern telah berhasil mengungkap sebagian fungsi mekanisme ini, yang ternyata dapat melacak pergerakan matahari, bulan, dan lima planet yang dikenal pada zaman kuno.
Bahkan, mekanisme ini juga dapat memprediksi kapan peristiwa-peristiwa penting seperti gerhana matahari dan bulan akan terjadi, serta kapan kompetisi atletik seperti Olimpiade kuno akan diselenggarakan.
Selain Mekanisme Antikythera, kapal karam ini juga menyimpan berbagai artefak menarik lainnya. Salah satu temuan yang paling terkenal adalah sebuah patung perunggu yang diperkirakan menggambarkan sosok pahlawan Yunani, Hercules. Patung ini, yang meskipun dalam kondisi yang rusak, tetap menunjukkan keindahan seni patung pada zaman kuno.
Perahu kuno di Laut Galilea
Pada tahun 1986, sebuah penemuan arkeologi yang luar biasa mengguncang dunia. Di pantai barat laut Laut Galilea, yang terkenal dalam kisah-kisah Injil sebagai tempat Yesus dan murid-murid-Nya berlayar, para arkeolog menemukan sisa-sisa sebuah perahu kayu kuno.
Baca Juga: Ironi Tewasnya Jutaan Budak Afrika dalam Perjalanan Menuju Dunia Baru
Setelah dilakukan penanggalan karbon-14, perahu ini diperkirakan berasal dari periode yang sangat menarik, yaitu antara 100 Sebelum Masehi hingga 100 Masehi.
Rentang waktu ini bertepatan dengan masa hidup Yesus, memberikan kita gambaran nyata tentang jenis perahu yang mungkin digunakan oleh sosok sentral dalam agama Kristen tersebut.
Kini, perahu kuno ini dipamerkan di Pusat Yigal Allon, menjadi salah satu artefak paling berharga di Israel. Setiap pengunjung yang melihat perahu ini seakan-akan melakukan perjalanan waktu, kembali ke masa di mana Yesus berjalan di bumi.
Bangkai kapal Mahdia
Pada tahun 1907, sebuah penemuan tak terduga oleh nelayan dari desa Mahdia mengungkap keberadaan sebuah kapal karam yang sarat dengan artefak berharga. Kapal mewah ini, yang diperkirakan tenggelam sekitar 2.100 tahun lalu, telah menjadi saksi bisu kemegahan dan kejayaan masa lalu.
Ketika para arkeolog menggali lebih dalam, mereka menemukan harta karun yang tak ternilai. Ribuan artefak indah tergeletak di dasar laut, seakan membekukan momen kejayaan di masa lampau.
Di antara temuan-temuan yang paling mencolok adalah koleksi patung-patung perunggu dan marmer yang begitu detail dan hidup. Patung-patung ini menggambarkan dewa-dewi Yunani, pahlawan, dan tokoh mitologi lainnya, memberikan gambaran tentang kepercayaan dan nilai-nilai estetika masyarakat pada masa itu.
Selain patung, para arkeolog juga menemukan 22 tempat tidur perunggu yang elegan, 60 kolom marmer yang kokoh, dan sebuah kandil yang sangat berhias. Masing-masing artefak ini merupakan karya seni yang luar biasa, mencerminkan keahlian tinggi para pengrajin pada zaman kuno.
Kemegahan dan kelengkapan perabotan kapal ini menunjukkan bahwa kapal karam tersebut bukanlah kapal dagang biasa, melainkan kemungkinan besar sebuah kapal milik seorang bangsawan atau pejabat tinggi yang sedang melakukan perjalanan penting.
Salah satu temuan yang paling menarik adalah sebuah stela, yakni sebuah batu yang diukir dengan relief. Stela ini menggambarkan Dionysus, dewa Yunani yang terkenal dengan kesenian, teater, dan pesta pora.