Bagi bangsa Yunani kuno, arah tiupan angin memiliki arti besar. Angin membawa hujan untuk menyuburkan ladang, mempercepat perjalanan laut, memajukan dunia pertanian, dan memungkinkan kapal-kapal mereka berlayar melintasi lautan luas.
Anemoi dan Padanannya dalam Mitologi Lain
Empat dewa angin dalam mitologi Yunani, Anemoi, memiliki banyak padanan yang tangguh dalam berbagai tradisi dan kepercayaan di seluruh dunia.
Dalam mitologi Romawi, mereka dikenal sebagai Venti, meskipun peran dan fungsi mereka tetap mirip dengan Anemoi. Namun, konsep dewa angin juga hadir dalam banyak mitologi besar lainnya.
Dalam tradisi Hindu, pengendalian angin menjadi tanggung jawab beberapa dewa, dengan Vayu sebagai dewa utama angin. Dewa-dewa lain seperti Rudra dan Marut juga memiliki kaitan dengan elemen ini.
Di mitologi Slavia, Stribog memerintah angin dari delapan arah. Ia dianggap sebagai pemberi berkah, membawa kekayaan besar bagi rumah tangga yang disentuh oleh embusan anginnya.
Dalam kepercayaan Hawaii, Hine-Tu-Whenua adalah penguasa angin. Dengan bantuan La’a Maomao dan Paka, ia berlayar melintasi lautan luas, membawa embusan angin segar yang hangat untuk memperbaiki layar kapal yang rusak.
Terakhir, dalam mitologi Jepang, peran dewa angin dipegang oleh Fūten, yang sering digambarkan sebagai pengembara pembawa angin kencang dan perubahan.