Selain kemampuannya dalam meningkatkan generasi sel saraf, puasa juga diketahui memiliki efek anti-inflamasi yang dapat meredakan peradangan dalam tubuh.
Kemampuan puasa dalam meredakan peradangan ini memberikan harapan bahwa praktik ini dapat berperan dalam mencegah terjadinya gangguan neurodegeneratif, yang seringkali dikaitkan dengan proses peradangan kronis.
Secara khusus, studi pada hewan telah memberikan indikasi bahwa puasa dapat memberikan perlindungan dan bahkan meningkatkan hasil pada kondisi gangguan neurodegeneratif tertentu, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Walaupun temuan dari studi hewan ini sangat menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan untuk benar-benar memahami dan mengevaluasi efek puasa terhadap fungsi otak pada manusia.
5. Efektivitas dalam penurunan berat badan
Dalam upaya mencapai berat badan ideal, berbagai pelaku diet seringkali beralih ke metode puasa sebagai strategi yang menjanjikan. Dasar teori dari praktik puasa ini adalah bahwa dengan menghindari konsumsi semua atau sebagian jenis makanan dan minuman, seseorang secara signifikan mengurangi total asupan kalori hariannya, yang pada gilirannya dipercaya dapat memicu penurunan berat badan yang progresif seiring berjalannya waktu.
Sebuah studi tinjauan komprehensif yang dilakukan pada tahun 2015 memberikan bukti yang mendukung klaim ini, dengan mengungkapkan bahwa praktik puasa sehari penuh berpotensi mengurangi berat badan hingga 9% dan secara signifikan menurunkan kadar lemak tubuh dalam periode waktu antara 12 hingga 24 minggu.
Lebih lanjut, tinjauan lain yang meneliti efektivitas berbagai metode diet menemukan bahwa puasa intermiten terbukti lebih unggul dalam memicu penurunan berat badan jika dibandingkan dengan pendekatan pembatasan kalori berkelanjutan yang dilakukan secara terus menerus.
Sebagai tambahan, berbagai penelitian lain juga telah mengkonfirmasi bahwa penerapan puasa dalam program diet dapat menghasilkan pengurangan yang lebih signifikan dalam hal lemak tubuh secara keseluruhan dan lemak perut yang membandel, dibandingkan dengan metode pembatasan kalori berkelanjutan yang umum diterapkan.
6. Optimalisasi hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan manusia (HGH) memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita secara menyeluruh.
Baca Juga: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Setelah Tujuh Hari Tidak Makan