Didukung Penuh oleh Sains, Ini 8 Manfaat Puasa bagi Kesehatan

By Ade S, Jumat, 28 Februari 2025 | 19:03 WIB
Ilustrasi puasa.
Ilustrasi puasa. (Gül Işık/Pexels.com)

Sindrom metabolik sendiri merupakan sekelompok kondisi yang mencakup lima faktor risiko utama yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Meskipun temuan-temuan ini sangat menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk melakukan perbandingan secara langsung antara efek yang dihasilkan oleh puasa dengan efek dari pembatasan kalori secara umum, guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai efektivitas relatif dari kedua pendekatan ini.

2. Perlindungan dari peradangan kronis

Penting untuk dipahami bahwa meskipun peradangan akut merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem kekebalan tubuh yang berperan krusial dalam melawan infeksi, kondisi peradangan kronis yang berkepanjangan justru dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan.

Berbagai penelitian yang terpercaya telah mengindikasikan adanya keterkaitan yang signifikan antara peradangan kronis dengan perkembangan berbagai kondisi kesehatan menahun, termasuk penyakit jantung yang menjadi penyebab utama kematian di banyak negara, kanker yang merupakan salah satu penyakit paling ditakuti, serta artritis reumatoid yang dapat menyebabkan nyeri sendi yang melumpuhkan.

Menariknya, sejumlah studi ilmiah telah mengungkap potensi puasa sebagai metode yang efektif dalam menurunkan tingkat peradangan di dalam tubuh, sehingga pada akhirnya dapat mendukung tercapainya kesehatan yang lebih optimal.

Sebagai contoh nyata, sebuah tinjauan komprehensif yang melibatkan analisis terhadap 18 studi berbeda, yang dipublikasikan pada tahun 2022, berhasil menemukan bukti bahwa praktik puasa intermiten secara signifikan mampu mengurangi kadar protein C-reaktif (CRP) di dalam tubuh.

Sebagai informasi tambahan, protein C-reaktif sendiri telah dikenal luas sebagai salah satu penanda penting adanya peradangan di dalam tubuh. Temuan ini memberikan indikasi kuat bahwa puasa intermiten dapat menjadi strategi yang menjanjikan dalam mengatasi masalah peradangan.

Lebih lanjut, sebuah studi berskala kecil yang mendalam juga memberikan dukungan terhadap manfaat puasa intermiten dalam melawan peradangan.

Studi ini menemukan bahwa partisipan yang menerapkan puasa intermiten selama periode 1 tahun penuh menunjukkan penurunan tingkat peradangan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak melakukan puasa intermiten.

Tidak hanya itu, kelompok yang berpuasa intermiten juga mengalami penurunan faktor-faktor risiko tertentu yang terkait dengan penyakit jantung.

Baca Juga: Ragam Hidangan Berbuka Puasa dari Penjuru Dunia yang Patut Dicoba