Akar konsep ini sangat kental dengan praktik pengelolaan lingkungan, sesuatu yang telah dipraktikkan oleh masyarakat adat selama berabad-abad demi menjaga keseimbangan alam tempat mereka hidup dan bergantung. Gagasan inti ekonomi biru adalah menggunakan kekuatan ekonomi sebagai alat untuk mencapai tujuan lingkungan tersebut.
Dengan kata lain, ekonomi biru melihat penciptaan lapangan kerja, mitigasi perubahan iklim, inklusi sosial, dan perlindungan keanekaragaman hayati sebagai tujuan yang dapat, dan harus, dicapai secara bersamaan dan saling mendukung.
Sinergi antara ekonomi dan keberlanjutan ini sangatlah jelas. Meskipun ekonomi kelautan potensial menghasilkan sekitar AS$2,5 triliun per tahun, biaya sosial-ekonomi akibat salah urus – misalnya dari penangkapan ikan berlebihan dan polusi – diperkirakan membuat nilai riilnya jauh lebih rendah, mendekati angka AS$1 triliun.
Di sisi lain, High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy, sebuah kelompok yang beranggotakan 14 pemimpin dunia saat dibentuk dan kini telah berkembang menjadi 17 anggota (dengan tambahan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dalam 12 bulan terakhir), meyakini bahwa lautan yang dikelola secara berkelanjutan justru dapat memberikan keuntungan ekonomi yang lebih besar.
Menurut panel ini, pengelolaan yang lebih baik bisa menghasilkan enam kali lebih banyak makanan melalui stok ikan yang pulih dan menciptakan 12 juta lebih banyak lapangan kerja.

Panel tersebut juga menemukan bahwa ekonomi biru berpotensi berkontribusi hingga 21% dari total pengurangan emisi yang dibutuhkan dunia untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius pada tahun 2050. Kontribusi ini bisa datang dari perluasan energi angin dan gelombang lepas pantai, peningkatan perlindungan ekosistem pesisir dan laut, serta peningkatan penyimpanan karbon di dasar laut, di antara aktivitas kelautan berkelanjutan lainnya.
Pada intinya, konsep ekonomi biru adalah pengakuan bahwa lautan yang sehat adalah prasyarat mutlak bagi ekonomi yang sehat. Oleh karena itu, keduanya harus dilihat dan dikelola sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
"Ekonomi kelautan berkelanjutan adalah tentang pembangunan ekonomi," tegas Mari Pangetsu, Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, saat berbicara di Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2022.
Menerapkan Prinsip dalam Praktik: Apa Saja Sektor Ekonomi Biru?
Agar ekonomi biru benar-benar menjadi kekuatan positif, penting untuk membedakan secara tegas antara industri kelautan yang beroperasi "seperti biasa" dengan industri yang secara aktif bertransformasi menuju keberlanjutan, kata Scorse.
Baca Juga: Ekonomi Biru: Benarkah Investasi Laut Kini Jadi Pusat Strategi Iklim Global?