Satu hal yang unik adalah kebanyakan dari masyarakat Manado akan meletakkan lampu hias di atas makam kerabat mereka. Sementara itu puncak perayaan Natal di Manado biasanya akan berlangsung pada hari Minggu pertama bulan Januari.
Tradisi yang biasa disebut dengan nama Kunci Taon ini akan menjadi penutup perayaan Natal di Manado. Biasanya tradisi ini dilakukan dengan pawai keliling menggunakan berbagai kostum menarik.
Baca Juga : Rumah-rumah Kosong di Jepang Dibagikan Secara Gratis, Tertarik?
6. Natal dan Marbinda di Sumatra Utara
Masyarakat Sumatra Utara merayakan hari raya Natal dengan tradisi Marbinda. Tradisi menyembelih hewan yang dilakukan secara bersama-sama pada hari Natal. Tradisi inilah yang kemudian membuat hari raya Natal di Sumatra Utara terasa spesial.
Hewan yang akan disembelih adalah hewan yang dibeli dari tabungan bersama.
Masyarakat Sumatra Utara juga akan melakukan Marhobas, yang berarti memotong dan membagikan daging hewan yang sudah disembelih.
7. Natal, rangkaian festival dan Lettoan di Toraja
Toraja yang terkenal dengan berbagai tradisi budayanya ini juga memiliki tradisi terkait perayaan Natal. Masyarakat Toraja memiliki rangkaian festival budaya tahunan untuk merayakan Natal.
Festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal bulan Desember. Tidak hanya kerbau, masyarakat Toraja juga memilih domba untuk dipotong.
Setelah rangkaian kegiatan dilakukan, Lettoan akan dilakukan sebagai penutup perayaan. Lettoan adalah proses mengarak babi sebagai simbol dari tiga dimensi kehidupan manusia.
8. Natal dan Rabo-rabo di Jakarta
Walaupun Ibu Kota Indonesia ini sudah berjalan dengan kehidupan modern, tapi berbagai tradisi kebudayaan masih tetap hidup di balik beton-beton yang menjulang tinggi.
Di daerah Koja, Jakarta Utara, tepatnya di Kampung Tugu, masyarakat setempat akan merayakan Natal dengan tradisi Rabo-rabo. Setelah mengunjungi rumah warga, mereka akan melantunkan lagu keroncong tugu, menari, dan bernyanyi.
Pemilik rumah yang sudah disambangi, biasanya akan ikut pergi untuk menuju rumah warga berikutnya.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR