Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan telah bekerja keras untuk mengetahui seberapa banyak cahaya bintang yang pernah diproduksi alam semesta. Dan jawabannya–yang jumlahnya banyak sekali–dapat memberikan informasi mengenai misteri mendalam tentang kosmos.
Bintang, pertama kali terbentuk sesaat setelah alam semesta kita dimulai–sekitar 14 miiar tahun lalu. Sejak saat itu, alam semesta semakin efisien menciptakan bintang. Diketahui ada sekitar satu triliun bintang, untuk dua triliun galaksi.
Saat ini, para ilmuwan, untuk pertama kalinya, berhasil menemukan fakta tentang bagaimana bintang-bintang itu terbentuk, serta seberapa banyak cahaya yang dipancarkan dalam periode waktu yang luas tersebut.
Baca Juga : Dihantam Meteorit: Inilah Kisah Nyata 'Keberuntungan' Ann Hodges
Mereka melakukannya dengan menggunakan data dari teleskop luar angkasa Fermi Gamma-ray milik NASA. Teleskop tersebut selama ini memberikan gambaran cahaya yang berputar-putar jauh di alam semesta.
"Dari data yang dikumpulkan oleh teleskop Fermi, kami berhasil mengukur jumlah cahaya bintang yang telah dipancarkan. Penelitian seperti ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya," kara Marco Ajello, ahli astrofisika yang menjadi pemimpin studi tersebut.
"Sebagian besar cahaya itu berasal dari bintang-bintang yang hidup di galaksi. Hasil studi ini memungkinkan kami untuk lebih memahami proses evolusi bintang dan mendapat wawasan tentang bagaimana alam semesta menghasilkan cahaya," tambahnya.
Ya, dari studi tersebut, para ilmuwan dapat menemukan jumlah foton yang telah dipancarkan. Namun, mengekspresikan angkanya sangat sulit karena itu bergantung pada sejumlah variabel. Jumlah ini juga sulit ditulis karena terlalu banyak memiliki angka nol.
Faktanya, secara keseluruhan, ada 85 angka nol dalam jumlah tersebut. Menandakan banyak sekali cahaya yang diproduksi bintang di alam semesta selama ini.
Baca Juga : 15.000 Batu Antariksa Mengancam Bumi, Mungkinkah Akan Mencapai Bumi?
Meski banyak sekali cahaya bintang yang pernah dipancarkan, tetapi sangat sedikit yang pernah sampai ke galaksi kita. Kecerahan alam semesta yang kita dapatkan kira-kira seperti melihat bola lampu dengan cahaya 60 watt dalam kegelapan total, dengan jarak 2,5 mil jauhnya. Ini terjadi karena alam semesta begitu luas dan jauh.
Beruntung, teleskop Fermi memungkinkan para peneliti melihat pusaran cahaya yang datang dari bintang-bintang dan kemudian menghitungnya.
Selain jumlah cahaya, selanjutnya peneliti juga berencana mencari tahu tentang awal mula terbentuknya alam semesta.
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR