Nationalgeographic.co.id - Setelah mempelajari tiga spesimen yang ditemukan pada tahun 1930-an, para peneliti mengumumkan temuannya mengenai spesies hiu baru.
Pada awalnya, para peneliti menduga spesimen yang sudah diawaetkan ini adalah hiu Borneo karena lokasi penemuannya yang berada di pesisir Pasif Barat, yakni di sekitar Borneo, Vietnam, dan Thailand.
Baca Juga : Permintaan Gading Meningkat, 'Demam Mammoth' Menyerang Siberia
Fitur wajah dan gigi yang berbeda dengan hiu Borneo ini kemudian membuat para peneliti ragu akan spesies hiu tersebut. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Will White dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation ini pun mempelajarinya lebih dalam.
Mereka pun menamainya dengan Carcharhinus Obsolerus, yang berarti "punah". Pemberian nama ini mencerminkan keadaan spesies tersebut yang tidak lagi ditemukan sejak tahun 1930-an.
Mengenai kepunahan Carcharhinus Obsolerus, para peneliti menduga bahwa penangkapan liar lah yang menjadi penyebabnya.
Baca Juga : Antisipasi Rabies, KPKP DKI Jakarta Laksanakan Sosialisasi dan Vaksin Serentak
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One, para penulis menuliskan bahwa Carcharhinus Obsolerus berada dalam tekanan penangkapan yang intens.
Meski begitu, para peneliti mengaku belum kehilangan harapan untuk kembali menemukan Carcharhinus Obsolerus. Kemunculan hiu Borneo pada tahun 2004—yang dinyatakan punah pada tahun 1937—menjadi pembuka harapan para peneliti.
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR