Nationalgeographic.co.id - Banyak orang yang lebih memilih untuk menjalani pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakit yang dialaminya. Selain harganya lebih terjangkau dan aksesnya juga mudah, obat herbal difavoritkan ketimbang obat-obatan kimia karena menggunakan bahan-bahan alami sehingga dinilai minim risiko komplikasi dan efek samping.
Salah satu ramuan alami yang diklaim ampuh mengobati kanker adalah daun sirsak. Apa kata dunia medis seputar anggapan ini?
Sudah cukup banyak penelitian medis yang melaporkan bahwa daun sirsak (graviola) memiliki sifat antikanker. Salah satu contohnya adalah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Cancer Prevention. Penelitian tersebut melaporkan bahwa kandungan zat annonaceous acetogenins yang terdapat dalam daun sirsak dapat menghambat perkembangan sel kanker.
Hasil temuan di atas mirip dengan laporan sebuah penelitian yang berasal dari Universty of Nebraska Medical Center. Tim periset menemukan bahwa ekstrak graviola mampu membantu menghambat pertumbuhan hingga mematikan sel kanker pankreas. Sejumlah penelitian lainnya juga menyatakan bahwa ekstrak daun sirsak mampu menghambat masa hidup sel-sel kanker payudara yang sedang berkembang.
Baca Juga : Belasan Ribu Warga Indonesia Diserang Rabies dan Demam Berdarah
Tak hanya itu. Berbagai penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa daun sirsak mempunyai zat antiradang dan antibakteri. Kedua sifat ini dilaporkan dapat membantu meringankan efek samping kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya.
Meski potensi manfaatnya menggiurkan untuk dicoba, sebaiknya konsultasikan dulu dengan tim dokter Anda sebelum mengonsumsi suplemen daun sirsak selama Anda sedang kemoterapi.
Bukti ilmiah untuk mendukung klaim manfaat daun sirsak untuk mengobati atau mencegah kanker sampai saat ini masih kurang kuat. Temuan-temuan di atas masih bersifat dugaan awal karena dibuat hanya berdasarkan uji kultur sel kanker di laboratorium. Belum ada penelitian yang menerapkan percobaannya pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguatkan teori manfaat ini.
Jika Anda kebetulan minum suplemen herbal di saat yang bersamaan sedang menjalani kemoterapi konvensional, efek obat tambahan dari daun sirsak dicurigai dapat berinteraksi dengan obat medis dan meningkatkan risiko toksisitas pada organ tubuh. Beberapa penelitian kecil melaporkan bahwa ekstrak graviola dapat menimbulkan risiko kerusakan sistem saraf.
Pengobatan alternatif, apapun bentuknya, bukan untuk menggantikan pengobatan dan/atau terapi medis dari dokter, melainkan hanya sebagai tambahan/pelengkap. Artinya, terapi penyembuhan penyakit yang ideal seharusnya tetap mengutamakan pengobatan medis dokter.
Karena itu obat herbal sebaiknya hanya dikonsumsi untuk menjaga kesehatan, pemulihan penyakit, atau menurunkan risiko dari penyakit — bukan untuk menyembuhkan.
Baca Juga : Penyakit Zombie Menyerang Rusa di AS, Dapatkah Menular ke Manusia?
Suplemen herbal juga tidak boleh diminum sembarangan karena reaksi tiap orang terhadap obat-obatan bisa berbeda satu sama lain.
Meski punya keluhan sama, belum tentu obat herbal yang ternyata cocok untuk Anda akan memberikan khasiat yang sama pada anak atau tetangga Anda.
Jadi, alangkah lebih baik jika Anda memprioritaskan rencana pengobatan Anda dengan perawatan medis yang didapat dari dokter dan tenaga profesional kesehatan lainnya. Namun bila memang Anda ingin mencoba minum suplemen daun sirsak demi meraih manfaatnya, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter yang memahami kondisi Anda.
Artikel ini sudah pernah tayang di hellosehat.com dengan judul Mengobati Kanker dengan Daun Sirsak, Apakah Efektif?
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR