Nationalgeographic.co.id – Selain kemoterapi dan terapi radiasi, salah satu terapi yang bisa digunakan untuk mengobati kanker adalah pet therapy atau terapi menggunakan hewan peliharaan.
Terapi ini awalnya dipraktikan untuk pasien gangguan jiwa dan hanya dengan binatang anjing, tetapi sekarang juga bisa dilakukan dengan kucing. Hewan-hewan peliharaan ini akan dilatih untuk patuh, tenang, dan menghibur pasien ketika dibawa ke rumah sakit agar pasien merasa lebih baik secara fisik atau emosional.
Baca Juga : Anjing Dapat Mendeteksi Malaria Pada Manusia Melalui Bau Kaus Kaki
Hewan peliharaan nantinya akan dicocokan dengan kondisi pasien. Hewan dengan sifat yang lincah misalnya, akan dipasangkan dengan pasien yang mampu aktif bergerak. Sementara yang memiliki sifat tenang akan dipasangkan dengan pasien yang tidak boleh banyak beraktivitas atau diharuskan untuk bed rest.
Saat terapi sedang berlangsung selama 10-15 menit, hewan peliharaan akan ditemani oleh seorang “pawang” untuk membantu mengawasinya.
Terapi menggunakan hewan peliharaan ini dianggap dapat membantu menenangkan pikiran hingga mengurangi stres pasien. Saat mereka berinteraksi dengan hewan peliharaan, kadar kortisol dan kotekolamin epinefrin (hormon stres)-nya berkurang. Pet therapy juga mampu mengurangi rasa sakit pasien.
Meski begitu, pasien harus tetap memperhatikan apakah mereka memiliki alergi, phobia, atau mengalami imunosupresi (penurunan sistem kekebalan tubuh) selama menjalankan terapi hewan peliharaan.
Baca Juga : Biaya Punya Anak Mahal, Warga Korea Selatan Lebih Pilih Pelihara Hewan
Waktu untuk berinteraksi dengan hewan peliharaan juga tidak boleh lebih dari yang ditentukan. Sebab, hormon kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, sistem pencernaan, dan gangguan kognitif.
Ketika waktu yang dihabiskan dengan hewan peliharaan berlebihan, maka resiko kambuhnya penyakit pada pasien juga akan meningkat.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR