Nationalgeographic.co.id- Seiring dengan bertambahnya usia, manusia akan memiliki uban. Bahkan waktu munculnya uban pun berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Berbagai penelitian juga mencoba mendalami perubahan warna rambut ini.
Tidak hanya manusia, anjing ternyata juga bisa beruban. Setidaknya itulah yang diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Animal Behaviour Science. Hasil penelitian mengungkap bahwa ketika anjing tengah mengalami masa-masa sulit, mereka akan tumbuh uban.
“Anjing yang dianggap pemiliknya sering mengalami kecemasan atau perilaku impulsif cenderung memiliki moncong dengan bulu beruban lebih dini dibandingkan anjing lainnya,” ungkap peneliti utama studi, Camille King.
Baca Juga : Mengapa Kita Cenderung Ingin Mendengarkan Lagu Galau Ketika Sedih?
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 400 anjing beserta pemiliknya, peneliti membuat beberapa pengecualian. Mereka tidak meneliti anjing dengan warna bulu—rambut pendek dan lembut pada tubuh manusia (bukan di kepala) atau hewan—abu-abu atau perak, dan anjing dengan umur lebih dari empat tahun. Tujuannya adalah untuk menghindari kesalahan identifikasi uban.
Untuk mengukur tingkat kecemasan pada anjing, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan tentang perilaku hewan tersebut pada sang pemilik. Contohnya adalah: apakah anjing kerap menghancurkan barang-barang ketika ditinggal sendirian, apakah bulunya sering rontok ketika berada di tempat baru, dan apakah anjing suka meringkuk ketika merespons kedatangan sekelompok orang baru.
Sementara itu untuk mengukur impulsivitas, peneliti juga menanyakan beberapa pertanyaan kepada pemilik anjing. Contohnya adalah: apakah hewan peliharaannya kerap menerkam seseorang dan apakah anjing mereka kehilangan fokus atau menjadi hiperaktif setelah beraktivitas.
Selain dua hal di atas, para penilai independen yang belum pernah bertemua dengan anjing-anjing ini menilai mereka dari sebuah foto. Skala nilai yang digunakan adalah 0-3, dengan 0 menunjukkan tidak ada uban di mocong, dan nilai 3 untuk moncong yang dipenuhi uban.
Kemudian, dua penilai independen yang belum pernah bertemu anjing-anjing tersebut menilai setiap foto pada skala 0 sampai 3, dengan 0 menunjukkan tidak ada uban di moncong, dan 3 menunjukkan moncong penuh uban.
Berdasarkan rangkaian penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa anjing betina cenderung memiliki uban lebih banyak dibandingkan dengan anjing jantan. Selain itu, anjing yang menunjukkan rasa takut terhadap suara keras, hewan, dan orang asing juga cenderung mengalami peningkatan jumlah uban.
Baca Juga : Meski Menakutkan, Film Horor Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Tubuh
Sebaiknya, uban pada anjing tidak berkaitan dengan ukuran anjing, proses kebiri, dan memiliki masalah kesehatan atau tidak.
“Awalnya, saya agak skeptis dengan hipotesis ini, tetapi ketika kami menganalisis data, hasilnya cukup menyolok,” ujar Thomas Smith, salah satu peneliti dari Northern Illinois University.
Hasil penelitian ini, menurut para peneliti, dapat digunakan oleh para pemilik anjing maupun dokter hewan untuk melihat tingkat kecemasan, ketakutan, dan impulsivitas pada hewan tersebut. Dengan mengetahui tingkat kesehatan mental tadi, kita dapat menentukan dan melakukan tindakan pengobatan awal bila diperlukan.
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR