Komunitas Cina di pinggiran Batavia mulai resah dan mengancam untuk melakukan pemberontakan di kota. Mereka juga mendapat dukungan dari warga Cina dalam tembok kota, melengkapi diri dengan berbagai senjata. Di beberapa tempat, seperti Meester Cornelis—kini Jatinegara—telah dikuasai pemberontak Cina.
“Keegoisan dan keserakahan Gubernur Jenderal Valckenier,” demikian tuduhan Schröder tentang sosok yang bertanggung jawab atas kebiadaban di Batavia.
Mary Somers Heidhues mengungkapkan kisah Schröder dalam “1740 and the Chinese Massacre in Batavia: Some German Eyewitness Accounts” dalam jurnal Archipel nomor 77 yang terbit pada 2009. Dia merupakan ahli sejarah asal Jerman, yang berminat dalam penelitian orang-orang Cina di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mary menyelisik catatan Schröder yang berjudul Der Seefahrer. Oder: Joh. Heinrich Schröders, Fürstl. Sächsis. Gothais. Hauptmanns zu Natza Merkwürdige Reisen nach Ost-Indien und verschiedenen Orientalis. Inseln, darinnen nicht allein die warhaftigste Erzehlung des a. 1740 auf der Insel Java von den Chinesern erregten Aufstandes und Verwüstung der Stadt Batavia, sondern auch andere curiöse Merckdürdigkeiten aus dessen eigenhändigem Journal auf das treulichste erzehlet und zum Druck befördert.
Catatan yang diterbitkan oleh Christian Mevius di Leipzig dan Gotha pada 1749 itu berkisah tentang perjalanan Schröder di Hindia Timur, termasuk catatannya soal pemberontakan orang Cina di Jawa dan perusakan Kota Batavia.
“Garis besar peristiwa 1740 relatif umum telah diketahui,” ungkap Mary, “meskipun kontroversial.” Lantaran kurangnya dokumentasi, wacana yang muncul kerap seputar siapa yang harusnya bertanggung jawab atas pembantaian orang Cina di Batavia.
Kisah Schröder “memberikan detail menarik yang belum tentu ditemukan dalam sumber-sumber lainnya,” ungkap Mary.
Baca Juga : Jawa: Lumbung Padi dari Timur dan Pengekspor Permen Jahe Abad Ke-18
Mary mengutip sumber resmi yang menyebutkan terdapat 4.386 orang Cina di dalam tembok kota Batavia pada 1739. Sementara itu sejumlah 10.574 orang Cina yang bermukim di pinggiran Batavia. “Diperkirakan 10.000 Cina mati di tangan Belanda dan sebagian oleh pasukan pribumi,” ungkapnya.
Seluruh pasukan VOC di pinggiran Batavia ditarik pada awal musim hujan, November 1740. Sementara para pemberontak menyingkir ke arah timur. Mary melanjutkan, para pemberontak berhasil berkumpul kembali dan memberikan perlawanan terhadap Belanda hingga ke pantai utara Jawa. Para pemberontak Cina mengancam kedudukan VOC di Rembang, Jepara, dan Semarang, dan segera menyulut keterlibatan dengan penguasa Jawa, Mataram.
Kisah Schröder “memberikan detail menarik yang belum tentu ditemukan dalam sumber-sumber lainnya,” ungkap Mary. Peristiwa Oktober 1740 merupakan “tragedi mengerikan yang dilakukan oleh kekuasaan kolonial yang lemah dan korup terhadap rakyatnya sendiri.”
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR