Jika mengonsumsi lebih dari itu, ada kemungkinan Anda akan mengalami efek samping, seperti gangguan tidur, migrain serta jenis sakit kepala lainnya, detak jantung yang berdegup kencang, kejang otot, mudah marah, dan sakit perut.
Bagi sebagian orang, efek samping tersebut bahkan sudah terasa meski baru sedikit mengonsumsi kafein. Hal ini dikarenakan toleransi setiap orang pada senyawa tersebut berbeda-beda.
Apabila Anda sering mengalami efek samping dan kesulitan menghentikan keinginan untuk mengonsumsi kafein, itu tandanya sudah ketergantungan.
Bagaimana menghentikan ketergantungan?
Hal yang paling sulit – tapi penting – adalah meyakinkan diri sendiri bahwa Anda tidak membutuhkan kafein. Banyak orang merasa, kafein bisa membantu mereka lebih fokus di pekerjaan atau sekolah. Padahal, menurut Addicott, senyawa tersebut tidak memiliki pengaruh dramatis pada kinerja otak dan kognitif.
“Saat mengonsumsi kafein setiap hari, tubuh Anda akan beradaptasi terhadap hal itu sehingga ia mempertahankan kinerja. Namun, ketika tidak mendapatkan cukup kafein, Anda akan mengalami fase ‘penarikan’, yang akhirnya justru menurunkan performa,” paparnya.
Baca Juga: Mengapa Makan Nasi Putih Membuat Kita Mengantuk? Ini Alasannya
Addicott menekankan, cara terbaik untuk mengatasi ketergantungan adalah dengan mulai mengurangi minuman kafein, perlahan tapi pasti.
Mengganti minuman berkafein dengan yang tidak, mungkin bisa membantu. Juga cobalah untuk berjalan kaki atau melakukan aktivitas fisik lainnya saat merasa mengantuk di kantor.
Prosesnya tidak akan mudah, kata Addicott. “Anda bisa mengalami gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi. Namun, itu semua akan hilang setelah Anda beradaptasi dengan kebiasaan baru,” paparnya.
Menurut Mayo Clinic, gejala itu akan reda dalam beberapa hari.
Source | : | Time.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR