"Jadi harus matikan TV dan matikan HP hingga segala macam terkait hiburan mengganggu kegiatan jam belajar. Jadi, harus berhenti total,” ujar Sutrisno.
Sebelum dirumuskan dalam bentuk peraturan desa, lanjut Sutrisno, pemerintah desa sudah menyosialisasikan kepada masyarakat di desanya yang memiliki jumlah jiwa 2.970 orang, 745 KK di 14 RT, tujuh RW dan tujuh dusun sejak tiga tahun lalu.
Tak hanya memberikan ruang berkumpul bagi keluarga, perdes itu juga mendorong banyak warga yang berjemaah shalat di masjid. Usai salat berjamaah di masjid, warga pulang kembali ke rumah dan mendampingi anak belajar.
Baca Juga: Kebiasaan Main "Gadget" Sebelum Tidur Bisa Turunkan Kualitas Sperma
“Dua jam itu merupakan waktunya beribadah shalat, mengaji, belajar dan berkumpul dengan keluarga. Dengan demikian, satu keluarga itu ada kebersamaan bisa bercanda, tertawa hingga membelajari anak,” ungkap Sutrisno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Desa Jimbar Wonogiri, Larang Warganya Bermain HP dan Nyalakan Televisi. Penulis Muhlis Al Alawi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mahmud Zulfikar |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR