Sejalan dengan konsep daur ulang, Jessica Hanafi, Founder Life Cycle Indonesia, menyarankan agar setiap individu menerapkan life cycle thinking. Artinya, saat melihat sebuah barang atau produk, kita harus tahu itu terbuat dari apa dan akhir hidupnya akan menjadi apa.
“Kita mesti tahu dari awal sampai akhirnya akan jadi apa. Dengan begitu, kita jadi berpikir perlu beli barang yang berpotensi menjadi sampah tersebut atau tidak. Yang pasti, harus dipikirkan dari produksi, distribusi, dan akhir hidupnya bagaimana,” paparnya.
Baca Juga: 5 Gaya Hidup yang Belum Banyak Diketahui Telah Merusak Lingkungan
Sementara itu, Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, mengatakan bahwa kolaborasi dalam menangani sampah plastik, kurang lengkap tanpa media dan komunitas. Menurutnya, kedua hal ini berperan sebagai lembaga yang melakukan kontrol sosial dan membentuk opini.
Harapannya, dengan adanya informasi dan edukasi terkait bijak menggunakan sampah plastik, maka akan terjadi perubahan perilaku masyarakat sehingga mampu berjalan bersama dalam menciptakan kebaikan untuk Bumi.
“Tujuan besarnya, kalau masyarakat sudah tahu permasalahannya, akhirnya nanti mereka juga tergerak untuk melakukan perubahan,”pungkasnya.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR