Hal yang “menarik” dari kasus itu, tidak ada perusakan rumah ibadah karena secara umum dalam sudut pandang masyarakat Papua, rumah ibadah adalah tempat orang belajar dan berbuat baik bagi sesama manusia.
Menyikapi kerusuhan di Papua, dalam berbagai liputan di stasiun televisi dan siaran radio, berulangkali digunakan sebutan “mereka” untuk menyebut warga yang berada di Papua.
Psikologi dan pemahaman soal Papua terlihat tidak dipahami oleh awak media di Jakarta dan Pulau Jawa. Sebutan “mereka” tanpa disadari membangun jarak psikologis antara Papua dengan pusat pemerintahan dan Pulau Jawa.
Baca Juga: Berembus Isu Mahasiswa Papua di Surabaya Diperlakukan Tak Adil, Warga Manokwari Letupkan Kerusuhan
Source | : | Kompas.id |
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR