Bangsa Indonesia di sebelah barat berasal dari rumpun Austronesia sama dengan masyarakat Madagaskar, Guam, dan beberapa wilayah Pasifik seperti di Republik Mikronesia dan lain-lain.
Sedangkan masyarakat Melanesia seperti di NTT, Maluku, dan Papua memiliki kesamaan dengan warga di Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Vanuatu, dan Fiji.
Peneliti Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo mengingatkan, garis darah Melanesia dalam tubuh manusia Indonesia secara umum memiliki leluhur dari berbagai asal-usul. Sehingga sangat tidak relevan perilaku diskriminasi terhadap masyarakat Papua, mengingat kita semua memiliki warisan genetika Melanesia.
Baca Juga: Semangat HUT RI dan Semangat Bangkitkan Energi di Tanah Papua
Kedekatan hubungan budaya Austronesia dan Mikronesia ini pun diakui badan dunia seperti UNESCO. Badan PBB ini menetapkan Nan Madol di Republik Mikronesia sebagai situs warisan dunia, yakni bekas candi dan istana batu yang dibangun Dinasti Sadulur tahun 1200 – 1500 Masehi atau pada periode yang sama dengan masa Kerajaan Majapahit tumbuh. Secara geografis pun terdapat pulau karang bernama Ontong Jawa di kawasan Pasifik Selatan tersebut.
Baca Juga: Imunisasi Bayi di Tengah Hutan, Perjuangan Tenaga Kesehatan di Papua
Bicara dalam kesetaraan dan bukan dengan pendekatan superior terhadap inferior, serta melihat Papua dari sudut pandang Papua dengan hati jernih adalah langkah awal menuju Papua damai. Papua adalah pintu persaudaraan Indonesia ke Pasifik Selatan sebagai keluarga besar Bangsa Austro–Melanesia yang membentang dari Madagaskar–Indonesia–Malaysia–Filipina hingga negeri-negeri kepulauan di Pasifik Selatan. (Penulis: Iwan Santosa/Kompas.id)
Source | : | Kompas.id |
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR