Nationalgeographic.co.id - Dengan kobaran api hebat yang melahap hutan Amazon dan Indonesia, kekhawatiran terhadap nasib Bumi semakin meningkat. Pasalnya, hutan hujan memainkan peran penting dalam melindungi planet kita dari pemanasan global.
Ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil kerap disalahkan sebagai penyebab utama perubahan iklim. Namun, para ilmuwan mengatakan, deforestasi juga memainkan peran penting.
Seperti yang kita tahu, hutan menjadi "penahan" alami perubahan iklim karena mereka menghisap gas rumah kaca karbon dioksida dari atmosfer. Sayangnya, hutan-hutan di dunia kini ditebang secara ilegal demi memenuhi kebutuhan industri dalam skala besar.
Baca Juga: Tak Hanya Riau, Berikut Provinsi dengan Karhutla Terparah Selama 2019
Greeenpeace memperkirakan, dalam 50 tahun terakhir, ada lebih dari 74 juta hektar hutan di Indonesia yang telah ditebang atau dibakar.
Dan untuk tahun ini, tepatnya dari Januari-Agustus, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 328. 724 hektar.
Hutan sengaja dirusak untuk 'membuka jalan' bagi perkebunan dan industri minyak kelapa sawit serta kayu pulp. Terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Kondisi kebakaran hutan di Indonesia saat ini semakin diperparah dengan udara kering dari musim kemarau. Pihak berwenang telah mengerahkan pasukan untuk melawan kobaran api, tapi banyak orang yakin hanya hujan lah yang bisa memadamkannya.
Sementara itu, di Amazon yang merupakan hutan hujan terbesar di dunia, kondisinya lebih parah. Mengutip data INPE, lembaga penelitian luar angkasa Brasil, ada sekitar 2,5 juta hektar yang terbakar di bulan Agustus.
Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar–yang akhirnya membahayakan Bumi maupun makhluk hidup di sekitarnya. Itu akan menciptakan lebih banyak emisi gas rumah kaca dan membuat Bumi kesulitan membatasi kenaikan suhu.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR