Tim mengunjungi Misool Eco Resort untuk menemui Marit Miners, salah satu pendiri resort yang kali pertama memublikasikan temuan seni cadas di Kawasan Misool. Marit Miners kemudian menjadi anggota “baru” dalam tim survei pemetaan cagar budaya.
Survei dilakukan dengan menggunakan kapal cepat yang dikemudikan oleh Ali Oheerenan dan asistennya yang juga bernama Ali.
Tim menuju situs-situs arkeologi di Misool dengan menggunakan informasi arah dari Marit Miners untuk dua situs di Misool Selatan dan informasi koordinat dari alat penerima GPS milik Putu Kelana, arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara.
Kondisi seni cadas yang masih relatif jelas juga menunjukkan adanya motif-motif non figuratif. Seperti lingkaran yang diblok dengan teknik menyemprotkan zat pewarna pada dinding karst. Motif-motif geometris bahkan terdapat gambar yang menyerupai simbol. Seperti huruf-huruf dan motif stensil menyerupai alat musik tamborin.
Ada juga seni cadas yang mencirikan masa kemudian. Seperti motif kapal layar Cina (jung), yang digambarkan dengan warna hitam. Mungkin dibuat dari arang. Motif-motif antropomorfis (matutuo) digambarkan dengan warna merah. Gambar binatang laut bercat merah, sebagian besar adalah ikan-ikan yang digambarkan dalam ukuran kecil.
Selain temuan seni cadas, di gua dan ceruk di Kawasan Misool tersebut juga terdapat artefak-artefak yang menandakan masa kemudian. Bahkan sampai abad ke-18 dan 19 M.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR