Peluang Baru
Untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan energi dari sektor hulu untuk Indonesia, Pertamina juga aktif melakukan eksplorasi mencari sumber cadangan baru melalui program seismik.
Adapun total volume seismik sejak 2014 sampai dengan September 2019 telah terakumulasikan sebesar 12.020 kilometer seismik 2D dan 8.584 kilometer persegi seismik 3D.
Besaran biaya akuisisi seismik pada periode tersebut mencapai 738 juta dollar AS dan menghasilkan temuan cadangan kategori 2C sebesar 2,3 miliar barrel setara minyak.
Dari sebagian program seismik yang dilaksanakan di wilayah yang belum tersentuh sebelumnya, memberikan hasil yang positif. Salah satunya penemuan lapangan Parang dan Keris di wilayah kerja Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca Juga: Raih 13 dari 20 Proper Emas, Menteri LHK: Juaranya Adalah Pertamina
Pada 2017, Pertamina berhasil menemukan cadangan gas sebesar 222 juta barrel setara minyak di wilayah kerja Nunukan tersebut.
“Cadangan-cadangan migas yang telah berhasil ditemukan kemudian didorong memasuki taraf eselanjutnya ke fasa pengembangan seperti halnya proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB). Sedangkan untuk cadangan gas di Nunukan sedang dilakukan kajian intensif untuk ke fase pengembangan serta monetisasi di wilayah Kalimantan Utara,” lanjut Nicke.
Berangkat dari keberhasilan PHE Nunukan, Pertamina melanjutkan upaya ekspansi melalui eksplorasi blok baru, yaitu dengan memenangkan tender terbuka untuk Blok Maratua di wilayah Kalimantan Utara yang ditandatangani pada awal 2019.
Belajar dari keberhasilan mengelola wilayah-wilayah kerja terminasi dengan gross split, Pertamina berkeyakinan tinggi dapat mengelola Wilayah Kerja eksplorasi Maratua dengan skema gross split.
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR