Upaya Pertamina mengelola aset
Pada Selasa (26/11/2019) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa dalam mengelola aset operasi di sektor hulu, Pertamina menjalankan tiga strategi utama.
Pertama, mengelola baseline production dari wilayah kerja yang sudah ada. Kedua, Pertamina berupaya menemukan lapangan baru, dengan cara non-organik melalui M&A (Merger and Acquisitions) dan eksplorasi New Venture di daerah frontier.
Ketiga, Pertamina terus meningkatkan upaya transisi ke energi terbarukan dalam rangka mendukung penuh cita-cita Pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan energi nasional tahun 2025 dan 2050 sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Baca Juga: Upaya Pelestarian, Pertamina Lepasliarkan Kukang Jawa Kembali ke Habitatnya
“Saat ini Pertamina mengelola lapangan yang mayoritas sudah berproduksi sejak lama dan termasuk kategori mature fields dengan angka laju penurunan alamiahnya (natural decline) dapat mencapai 50 persen,” lanjut Nicke.
Migas, sambungnya, adalah energi yang tidak terbarukan, dan semua lapangan pasti akan menghadapi laju penurunan produksi alamiah.
Maka dari itu, menahan laju penurunan alamiah merupakan tantangan utama yang berhasil dikelola dengan baik.
Hal itu dibuktikan dengan kemampuan lapangan-lapangan tersebut bertahan untuk berproduksi dengan laju pengurasan secara agregat yang jauh lebih rendah bahkan mendekati 0 persen.
Oleh karena itu, imbuh Nicke, strategi pengelolaan wilayah kerja yang sudah ada saat ini dilakukan dengan cara menciptakan siklus kehidupan kedua (second life cycle creation) bagi lapangan yang sudah mature tersebut.
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR